Renewal

781 93 8
                                    

Kalau dipikir-pikir cerita hidupku sungguh aneh bin ajaib

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau dipikir-pikir cerita hidupku sungguh aneh bin ajaib. Jika tertuang dalam sebuah novel mungkin sudah banyak yang menghujat mengingat jalan cerita yang aku alami sungguh tidak masuk akal atau sering dikatakan cacat logika.

Akan tetapi, bukan cuma aku yang mengalami hal seperti ini. Pada kenyataannya, di luaran sana sudah banyak yang menjadi korban. Korban kegilaan orang tua yang menjodohkan anaknya sendiri hanya demi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Konteks yang cukup berat dan sialnya aku tidak bisa menolak. Sungguh di luar dugaan, papa begitu dimonopoli oleh keluarga Jung.

Andai saja mama masih hidup. Mungkin beliau akan membelaku sekarang. Apa papa tidak sadar bahwa aku masih ingin bebas? Menikah di usia 18 tahun terdengar cukup gila. Aku baru saja berubah status menjadi seorang mahasiswi beberapa hari yang lalu. Lalu mengapa harus terburu-buru? Lagipula aku tidak ingin menikahi pria itu. Pria bernama Jung Jaehyun yang merupakan anak dari kolega papa.

"Kenapa?" Aku tak menggubris pertanyaan Joana hingga gadis itu harus kembali membuka suara. "Woy! Kenapa sih? Marmut Mas Minhyun kemarin mati gara-gara ngelamun."

"Ya kali," balasku. Sungguh tidak masuk akal. Apa hubungannya marmut melamun lalu mati?

"Terus kenapa? Masalah perjodohan lagi?"

Aku mengangguk mengiyakan. Apalagi yang aku pikirkan selain itu? Ternyata menjadi dewasa cukup rumit ya? Selain memikirkan kuliah, dosen, dan tetek bengek lainnya di dunia perkuliahan. Aku juga harus dipusingkan dengan perjodohan yang seharusnya tidak pernah terjadi dalam hidupku.

"Si tua bangka itu minta pernikahan dipercepat," ungkapku tanpa jeda.

"Eh, gitu-gitu orang tua loh. Nggak ada Blio, lo nggak akan bisa ngelamun kayak tadi."

Kuhela napas secara perlahan. "Gue tuh kesel sama Papa. Kok bisa-bisanya punya pikiran ngejual anak sendiri? Kenal sama orangnya aja enggak. Ketemu aja belum udah main nentuin jadwal pernikahan. Gila kali ya? Mana katanya duda lagi yang mau dijodohin sama gue," keluhku tiada henti. Aku hanya butuh di dengar, tidak menerima masukan ataupun saran. "Apa perlu gue kabur dari rumah?"

"Jangan punya pikiran macem-macem deh. Lagian mau kabur ke mana?"

Pertanyaan yang dilontarkan Joana membuatku berpikir. Iya yah ke mana aku harus pergi setelah ini? Apa aku sanggup menghidupi diri sendiri? Haruskah aku mencari pekerjaan?

"Pikirin baik-baik. Kabur nggak akan menyelesaikan masalah. Coba bicarain lagi sama bokap lo. Semenjak nyokap lo pergi, lo nggak pernah bicara serius lagi kan sama bokap?"

"Dia lebih mentingin cewek barunya dibanding gue, Jo. Maka dari itu, dia minta gue buat nikah buru-buru. Gue yakin si benalu yang ngehasut bokap buat ngedepak gue dari rumah dengan cara halus." Joana cukup terkejut mendengar penuturanku. Tidak semua hal aku ceritakan kepadanya. Meskipun bersahabat kami juga memiliki privasi.

JAEHYUN IMAGINES (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang