Akan ada berbau bangkai di chapter ini karena pembalasan dendam, kalau ada yang ke trigger mending skip aja ya.
Rasa sedih adalah hal yang wajar dirasakan ketika dihadapkan pada kondisi seperti yang sedang Jaehyun alami. Kehilangan sosok wanita yang begitu dirinya cintai selain Kanaya.
Sang mama pergi lebih dulu menghadap Sang Khalik membuat rasa penyesalan itu semakin mencuat. Tindakan yang Jaehyun pilih pada akhirnya merugikan dirinya sendiri.
Andai saja Jaehyun bisa mencegah Kanaya menyambangi rumah orang tuanya saat itu, mungkin kejadian pahit ini tidak akan dirinya alami. Walaupun pada kenyataannya manusia akan kembali pulang menghadap Sang Pencipta, setidaknya Jaehyun masih menginginkan melihat cinta pertamanya itu dalam keadaan baik-baik saja meskipun dari jarak jauh. Tidak seperti sekarang ini, ia hanya bisa menatap batu nisan bertuliskan nama lengkap Jeannete.
"Ma, Jaehyun minta maaf," lirihnya. Pria yang sedang dihantui rasa bersalah itu merengkuh batu nisan tersebut. Mengusapnya dengan pelan. Mengucapkan kata maaf berkali-kali hingga dadanya terasa sesak.
Mengapa semuanya jadi seperti ini? Bukan ini yang dirinya inginkan. Jaehyun memang memilih untuk berjuang mengejar cintanya, memilih untuk hidup bahagia bersama pasangan yang dirinya cintai tetapi mengapa Tuhan justru menukar kebahagiaan dengan kepedihan dan rasa sakit atas kehilangan cinta pertamanya dalam waktu singkat?
"Mama, kenapa harus Mama? Kenapa Mama tinggalin Jae secepat ini Mah?" Jaehyun terdiam, kembali teringat akan keributan yang pernah terjadi. Saat dimana dirinya bertengkar hebat dengan kedua orang tuanya.
"Mama mau Jae kembali ke rumah? Jae bisa kabulin itu, asal Mama kembali. Jae merasa bersalah Mah, gimana Jae bisa hidup bahagia bareng wanita yang Jaehyun cintai selain Mama setelah ini?"
Isak tangis mulai terdengar di area pemakaman yang cukup sepi mengingat cuaca mulai mendung, ditambah angin semakin berhembus kencang, menandakan air hujan akan segera turun membasahi bumi.
Jaehyun tidak peduli akan tubuhnya yang basah. Bahkan pria itu nampak tidak peduli dengan kesehatannya yang sedang diguyur air hujan.
"Ma, kembali Ma. Jaehyun mohon sama Mama. Kalau Mama minta Jaehyun untuk meninggalkan Kanaya dan kembali bersama...." Kalimat itu terputus kala dirinya mendongak ke atas mendapati sebuah payung berwarna hitam melindungi tubuhnya dari guyuran air hujan.
"Terlambat," ujar wanita yang sedang memayungi Jaehyun.
Jaehyun menatap wanita itu dengan mata yang memerah, tidak teralih ke arah lain meskipun dirinya sudah merubah posisi menjadi berdiri, berteduh dalam satu payung yang sama dengan wanita yang begitu disukai kedua orang tuanya.
"Untuk apa kamu kemari?" tanya wanita itu.
"Apa ada larangan seorang anak mendatangi makam Mama yang melahirkannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEHYUN IMAGINES (COMPLETED)
FanfictionWork ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum terselesaikan di par...