06. Message

213 60 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















Sunoo melepas almamater sekolahnya, menggantungnya di belakang pintu kamar. Ia duduk di depan meja belajar sambil melonggarkan dasi yang melilit lehernya, lalu satu tangannya yang lain membuka laci meja, meraih dua botol obat yang tersimpan di sana. Sunoo menghela samar, memasukkan beberapa pil obat ke dalam mulutnya, lalu mengambil botol air di dalam tas sekolahnya.

"Sunoo, sudah pulang? Kau baik-baik saja kan? Seharusnya aku tidak membiarkanmu naik sepeda."

Suara sang kakak pertama terdengar, bersamaan dengan sosoknya yang melengos masuk ke kamar dan duduk di sisi ranjang Sunoo. Wonwoo menatap ke arah adiknya yang tengah meneguk air dengan rakus. "Astaga, apa kau sehaus itu??"

"Aku baik-baik saja. Sera yang memboncengku saat pulang sekolah." jawab Sunoo, merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia kembali teringat beberapa menit yang lalu gadis itu memaksanya untuk duduk di belakang. Sera benar-benar memboncengnya meskipun pemuda itu merasa tak enak setengah mati dan untungnya ibu gadis itu sedang tidak ada di rumah. Mungkin beliau bisa benar-benar murka begitu mengetahui putrinya mengayuh sepeda dengan kondisinya yang baru saja pulih.

Si sulung tersenyum simpul, terlihat menggoda adik bungsunya itu. "Kau benar-benar ke sekolah bersamanya?"

"Siapa?? Gadis yang dulu kakinya patah karena ulahnya???"

Kali ini suara lain menyahut, masuk di antara percakapan mereka. Mendengar suara cempreng Winter dan kedatangannya ke kamar membuat Sunoo menghela napas dengan berat. Kakak perempuannya itu duduk di kursi meja belajar sang adik dengan segelas susu di tangan.

"Kak Winter, bisakah kau kecilkan suaramu?" keluh Sunoo dengan kening berkerut kesal.

Alih-alih merespon keluhan itu, Winter justru melontarkan pertanyaan lain yang sukses membuat Sunoo melotot tak terima. "Kak Wonwoo, kurasa dia menyukai Seri."

"Aku tidak menyukainya! Dan namanya itu Sera, bukan Seri!" seru Sunoo, hampir saja melempar bantalnya ke arah Winter kalau saja Wonwoo tak sigap menahannya.

Gadis itu mengendikkan bahunya tak peduli, meneguk susu vanillanya dengan santai padahal Sunoo menatapnya begitu sengit dan tajam.

"Oh iya, Sunoo, tadi dokter Kang mengirim pesan. Katanya dia ingin bertemu denganmu karena ada hal penting yang ingin ia sampaikan." ujar Wonwoo kala teringat pesan yang ia terima pagi tadi dan ucapannya barusan berhasil menyudahi keributan dua adiknya itu. "Mau pergi sendiri atau bersamaku?"

Kedua mata Sunoo menyipit bersamaan dengan kerutan yang muncul di dahi. Tak biasanya dokter Kang seperti ini dan itu membuat perasaannya mendadak gelisah. "Kapan?"

"Mungkin akhir pekan nanti. Kurasa ini tentang hasil pemeriksaan terakhirmu minggu lalu."

~~~~

『√』Paper Plane | Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang