22. Paper planes and paper birds

277 44 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Ibu dan Sehun menceritakan tentang Sunoo yang tidak Sera ketahui selama ini. Menjawab pertanyaan di kepala gadis itu tentang mengapa mereka berdua tak membenci Sunoo walau pemuda itu sering mengganggunya dan mencelakai dirinya. Ibu bilang bahwa sebenarnya dirinya pun sangat dongkol dengan Sunoo, apalagi saat kaki Sera patah karena didorong anak itu. Namun, tanpa Sera ketahui, Sunoo sering diam-diam datang ke rumahnya untuk menanyakan kondisinya lewat sang ibu atau lewat kakak sulungnya. Bahkan saat gadis itu dibawa ke rumah sakit, Sunoo ternyata mengikutinya dan menunggu hasil pemeriksaannya hingga larut malam. Sunoo selalu datang ke rumahnya tiap pulang sekolah, sesekali membawakan makanan atau sekantung buah-buahan. Semua itu dilakukannya tanpa Sera ketahui sedikit pun.

Ibu bilang, Sunoo mengganggunya bukan karena membencinya. Tapi Sunoo ingin dekat dengannya dan selalu ingin perhatiannya tertuju pada pemuda Kim itu. Sunoo sangat menyayanginya, tapi dia tak tahu bagaimana menunjukkannya. Bahkan sebenarnya Sunoo memang sudah menderita sakit paru-parunya sejak kecil. Masa-masa sekolah menengah pertamanya dihiasi oleh kondisinya yang semakin memburuk. Sera tak tahu akan hal itu. Selama ini, Sunoo terlihat sehat-sehat saja dan diapun tak begitu memperhatikannya. Hanya saja beberapa kali Sunoo memang sering absen dan Sera tidak mau tahu ke mana pemuda itu karena saat itu ia justru senang karena tidak ada yang mengganggunya. Sehun juga menceritakan padanya kalau sebenarnya di hari kecelakaan itu, Sunoo akan dioperasi esok harinya. Wonwoo yang memberi tahunya.

Sera termenung. Dia masih tak menyangka bahwa Sunoo sudah lama meninggalkannya. Dia tak menyangka kisah mereka selama ini tak nyata dan dia tak menyangka Sunoo mati karena menyelamatkannya.

5 tahun.

5 tahun sejak kecelakaan itu terjadi. 5 tahun Sera terbaring koma di tengah satu demi satu harapan yang mulai padam. 5 tahun ibunya dan sang kakak dengan penuh ketegaran menunggunya untuk terbangun walau dokter hampir menyerah atas keadaannya. Jika Sunoo tak mendorongnya, Sera tak akan ada di sini. Gadis itu mengingatnya, sangat ingat semua detail kecelakaan hari itu. Dia ingat bagaimana tubuhnya terdorong dan kepalanya membentur pinggir badan depan mobil. Dia ingat bagaimana Sunoo tergeletak tak jauh dari posisinya dengan bersimbah darah. Tubuhnya tak bergerak sama sekali dan matanya terpejam rapat. Tidak ada pergerakan apapun darinya. Hanya ada darah yang terus mengalir keluar dari beberapa bagian tubuh dan mulutnya.

Sunoo tewas saat itu juga. Di atas aspal yang dingin, dihiasi darahnya sendiri yang membeku oleh salju. Ia meninggal di tempat, bahkan sebelum pertolongan datang kepadanya.

Tak sedikit Sera bertanya-tanya mengapa sang ibu tidak melepasnya? Setidaknya dia benar-benar bisa bersama dengan Sunoo di atas sana. Sera masih belum bisa menerima fakta bahwa pemuda itu telah pergi. Sera masih belum bisa menerima bahwa pertemuannya dengan Sunoo hanyalah sebuah mimpi yang bahkan kisah mereka di mimpi itu tetap saja menyedihkan.

Tidak ada Kim Sunoo sang Ketua OSIS. Tidak ada Sunoo dengan pesawat dan burung kertas harapannya. Tidak ada Sunoo dengan sepeda usangnya dan musik favoritnya. Tidak ada Sunoo yang senantiasa bersama tabung oksigennya. Tidak ada Ryujin dan Yuna. Tidak ada Yang Jungwon. Tidak ada Kim Jaehee. Tidak ada Jay sebagai mantan kekasihnya. Semua itu tak nyata dan terlalu menyakitkan untuk diterima.

『√』Paper Plane | Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang