17. The red rose

135 48 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Saat ini Sunoo tengah berada di ruang musik sendirian. Duduk di depan piano tanpa memainkannya. Pembahasan tentang masa lalunya dengan Sera sudah selesai sejak dua hari yang lalu dan berakhir tanpa tindakan lanjut apapun. Grup sekolah dan angkatan yang semula ramai membincangkan dirinya pun berangsur-angsur mereda. Rumor tentang sang ketua osis sebagai pembully juga tidak berlanjut. Semua itu berkat wakil kepala sekolah yang tak lain adalah ibu Sera, yang menjelaskan situasi sebenarnya antara Sunoo dan Sera di masa lalu.

Sunoo sangat berterima kasih karena mungkin tanpa beliau, reputasinya sebagai Ketua OSIS akan hancur dan bagian terburuknya adalah mungkin Sunoo akan menjadi korban perundungan. Tak hanya itu, mungkin seluruh OSIS juga akan dinilai buruk.

Omong-omong tentang Sera, sampai saat ini Sunoo tidak tahu bagaimana keadaan gadis itu. Sunoo juga tidak mencoba menjenguk karena ucapan Jay yang mengatakan bahwa dia adalah pembawa sial. Karena itulah Sunoo berusaha menahan diri untuk tidak menjenguk atau bahkan sekedar mengirim pesan walau ia sangat merindukan gadis itu.

Ponsel yang berada di dalam saku tiba-tiba bergetar, menandakan ada panggilan masuk. Sunoo lekas mengeluarkan ponselnya, terbelalak begitu melihat nama si penelepon yang tertera di layar dan tanpa berpikir panjang ia langsung menggeser ke arah tombol hijau.

"Halo, selamat siang bu Kang." ujar Sunoo dengan ramah pada ibu Sera yang meneleponnya.

"Selamat siang juga, Sunoo. Maaf jika ibu mengganggu waktumu."

Sunoo refleks menggelengkan kepalanya seraya terkekeh kaku. "Tidak sama sekali, Bu."

"Begini nak," bu Kang menjeda ucapannya sejenak. Terdengar terburu-buru dan panik. Deru napasnya yang tertahan pun terdengar jelas. "Apakah kamu bisa datang ke rumah sakit sekarang? Sera tidak mau makan dan minum obat sejak masuk ke rumah sakit lagi. Ibu tidak tahu harus bagaimana. Bisakah kamu membujuknya?"

Sunoo merasa batinnya terguncang mendengar itu. Air mukanya berubah drastis menjadi cemas. "Baik, Bu, saya bisa."

Terdengar hela napas lega dari seberang telepon. Agaknya ibu Sera juga tengah menahan tangis akibat rasa frustasinya. "Terima kasih, nak. Nanti biar ibu yang mengurus izinmu ke wali kelas dan guru mata pelajaran. Ibu sudah bilang ke guru piket. Kamu sudah diizinkan untuk pergi. Ibu mohon maaf ya nak, sudah merepotkan kamu."

Sunoo tersenyum tipis, keluar dari ruang musik dan melangkah cepat di koridor menuju kelas. "Tidak apa-apa, Bu, saya justru senang bisa membantu ibu. Saya akan segera ke sana."

~~~~

Now playing: Cancer -My Chemical Romance








Sera berbeda.

Jauh berbeda dari sosok yang selama ini Sunoo lihat sehari-hari.

『√』Paper Plane | Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang