14. What should i do?

145 46 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Sunoo beserta beberapa anggota OSIS lainnya berdiri di depan gerbang sekolah, mengawasi para murid yang masuk sekaligus mengecek atribut seragam mereka sebelum masuk ke barisan upacara. Melirik jam tangan yang melingkar di tangan, Sunoo lekas berseru pada murid-murid yang masih berada di luar untuk segera masuk sebelum gerbang benar-benar ditutup. Pandangannya kemudian jatuh pada sosok gadis yang tengah berlari memasuki gerbang dan berhenti tepat di hadapannya dengan peluh di wajah.

"Apa aku terlambat??" tanya Sera di antara napasnya yang memburu. Ia berdiri di hadapan Sunoo, sedikit mendongak karena perbedaan tinggi mereka.

Sunoo menggeleng dihiasi senyum tipis. Sebelumnya ia khawatir karena Sera tak kunjung menampakkan batang hidung di saat jam hampir menunjukkan pukul 7. Ia mengira Sera datang terlambat, tapi untungnya gadis itu berhasil masuk di menit-menit terakhir. Sunoo lantas memindai penampilan Sera, memeriksa apakah ada atribut yang terlewat. Dengusan kecil terembus saat ia menemukan sesuatu yang sedari dulu sering gadis itu lupakan.

"Di mana dasimu?"

Sera melotot, menyentuh bagian kerah seragamnya dan menyadari bahwa dasi yang ia kira telah melingkar rupanya tak ada di sana. Agaknya ia tak sengaja meninggalkannya di depan meja rias. Sudah pasti sekarang namanya akan tercatat di buku laporan Sunoo, lalu dirinya harus berakhir berdiri di barisan khusus murid yang melakukan pelanggaran.

"Maaf, kurasa aku lupa membawanya."

"Kau selalu mengatakan hal yang sama sejak dulu." kata Sunoo yang membuat Sera tersudut. Pemuda itu merogoh saku almamater, mengeluarkan sebuah benda dari sana dan langsung meletakkannya di telapak tangan Sera diam-diam. Gadis itu tersentak kaget, sadar bahwa sesuatu di tangannya sekarang adalah sebuah dasi. Kerutan dahinya terlihat, menatap Sunoo penuh rasa bingung.

"Apa ini??"

"Pakailah. Aku tahu kau selalu lupa membawa dasi."

Sera menggeleng, "Aku tidak mau. Ambil kembali."

Sunoo cepat-cepat menahan tangan Sera yang hendak mengembalikan dasi pemberiannya, membuat pergerakan gadis itu berhenti. "Pakailah, Sera. Aku tidak mau poinmu semakin berkurang."

"Hei, bisakah kalian menyingkir?? Kalian menghalangi jalanku."

Mendengar suara familiar itu mereka berdua kompak menoleh, mendapati presensi Jay yang berdiri dekat gerbang sambil menggendong tas di sebelah pundak. Tatapannya datar dan dingin, penuh akan rasa tidak suka yang ketara. Hal itu sontak membuat ekspresi wajah Sunoo berubah dalam hitungan sekon, tak kalah dingin dan mengintimidasi. Tak ingin memicu perdebatan di waktu sepagi ini, Sunoo akhirnya mengalah walau sebenarnya jalan di sekitar mereka masih sangat luas. Ia menyingkir sambil menarik lembut pergelangan tangan Sera, membawanya ke dekat pohon cemara.

"Jaehee, tolong kau periksa kelengkapan atribut seragam Jay." titah Sunoo yang langsung direspon anggukan patuh oleh gadis itu. Tak menyadari betapa tajamnya manik elang Jay yang terus tertuju padanya.

『√』Paper Plane | Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang