16. Chaos

142 48 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Sunoo memasuki area lapangan sekolah, melangkah pelan seraya mengatur napas agar tetap teratur. Suasana sekitar masih terlihat sepi karena ia sengaja berangkat lebih awal dari biasanya. Rasa kecewa dan rasa bersalah masih bergerumul di hatinya. Sunoo sama sekali tak puas dengan penampilannya semalam dan ia tak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan kondisi Sera. Wonwoo bahkan sampai memarahinya karena ia bersikeras ingin pergi menemui gadis itu. Pagi ini juga keduanya sempat berdebat karena Wonwoo melarang Sunoo untuk pergi ke sekolah dan berujung Winter yang menengahi keduanya. Sunoo yang memang keras kepala pun memilih untuk tetap bersekolah meski keadaannya tak jauh lebih baik sama sekali.

Bayang-bayang Sera yang pingsan dan mimisan semalam masih senantiasa berlari di kepala Sunoo. Hari yang ia pikir akan menjadi hari yang indah dan menyenangkan, justru berubah menjadi hari yang kacau. Buket bunga dan tas berisi hadiah untuk Sera pun berakhir teronggok di pojok meja belajar Sunoo. Mungkin dirinya memang tak ditakdirkan untuk mengungkapkan perasaannya.

Sunoo menarik napas, membuangnya sedikit demi sedikit seraya terus melangkah. Agaknya gaya berjalannya pun terlihat aneh dan tertatih-tatih sekarang. Jungwon pasti marah jika mengetahui ia masuk sekolah hari ini, tapi Sunoo tak peduli. Ada yang harus ia bahas bersama anggota OSIS lainnya hari ini dan ia juga harus melakukan evaluasi mengenai acara kemarin.

Saat sedang asiknya tenggelam dengan pikiran, Sunoo mendengar derap langkah yang cepat dari arah belakang. Belum sempat ia menoleh, tubuhnya terlanjur oleng dan jatuh tersungkur di atas tanah usai sebuah pukulan keras menghantam pipinya. Sunoo meringis, menoleh ke arah sosok yang memukulnya yang tak lain adalah Jay. Ia bangkit, berseru marah. "Apa-apaan kau?!!"

Jay tak menjawab, melayangkan tinjuan lain tapi Sunoo dengan gesitnya menghindar sehingga pukulan Jay pun meleset. Kedua manik mata pemuda itu diliputi amarah yang meletup-letup, menatap tajam ke arah sang Ketua OSIS. Rahangnya mengeras dan napasnya memburu. Jay menarik kerah seragam Sunoo dengan kasar, mencengkramnya dengan kuat hingga kaki si pemuda Kim sedikit terangkat. Dalam sekejap suasana di sekitar lapangan menjadi riuh oleh siswa-siswi yang menyaksikan keributan itu.

"Kukira kau bisa menjaga Sera dengan baik, tapi lihatlah apa yang kau lakukan! Karena dirimu, Sera jadi memaksakan dirinya untuk datang padahal dia sedang sakit, dasar berengsek!!" umpat Jay di hadapan wajah Sunoo, menatapnya begitu nyalang dan melepas cengkramannya dengan kasar seraya mendorong keras pundak Sunoo hingga ia mundur beberapa langkah.

Jay mengangkat telunjuknya, menunjuk Sunoo dengan emosi menggebu-gebu. "Kau dan penampilan sialanmu itu seandainya tidak ada, Sera tidak akan datang ke pensi dan dia bisa istirahat!!"

Sunoo terdiam tak merespon walau hanya satu kata. Ia membisu, berusaha tetap tenang. Jay pun mengambil selangkah lebih dekat dengan tatapan tajam yang menghunus dua manik Sunoo. Ia berbisik penuh penekanan. "Jauhi Sera atau kau bakal mampus."

『√』Paper Plane | Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang