BAB 3

5.7K 247 1
                                    

SIAPA DISINI YANG NCTZEN💚💚

SIAPA DISINI YANG NCTZEN💚💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

Hari ini adalah hari Sabtu. Hari yang ditunggu-tunggu oleh Amora. Karena ia bisa menghabiskan waktu rebahan sepuasnya sambil menonton drakor kesukaannya. Edgar memberitahu dirinya bahwa ayahnya akan pergi keluar kota selama 2 bulan. Ia senang ketika ayahnya akan pergi, karena menurutnya ia bisa bebas melakukan apapun dirumah sendiri. Walaupun ada sedihnya juga, 2 bulan itu bukan waktu yang sebentar.

Tapi kebahagiaan itu hanya lenyap ketika ayahnya memberitahu bahwa Javier yang akan menggantikan Ayahnya selama 2 bulan. Artinya Javier akan menginap selama 2 bulan di rumahnya untuk menemani Amora.

"Biasanya juga aku ditinggal dirumah sendiri nggak papa tuh! Ayah kenapa sih alay banget!" rengek nya tak terima bila Javier harus tinggal di rumahnya, yang artinya satu atap.

"Ayah nggak bisa ninggalin kamu gitu aja, apa lagi kamu perempuan Amora!" tegas Edgar terdengar tak bisa dibantah

"TERSERAH PAPA!" Amora pergi dengan menghentak-hentakkan kakinya keluar rumah dan pergi ke taman dekat komplek dengan muka cemberut.

Edgar hanya bisa menghela napas, Edgar terpaksa memilih Javier untuk menjaganya di rumah saat Amora sendirian. Ia tak mau kejadian 13 tahun lalu yang menimpa istrinya kembali lagi terulang, ia hanya memiliki Amora didunia ini.

Setelah kematian istrinya Edgar sangat terpukul dan bertekad menjaga Amora apapun yang terjadi. Apalagi saat ini banyak pesaing bisnis yang tidak menyukai dirinya karena kejayaan yang Edgar miliki. Makanya ia hanya bisa percaya kepada Javier bahwa Jqavier bisa menjaga Amora.

★✰✯☆✩

Sesampainya di taman, Amora hanya duduk di bangku yang tersedia di taman sambil menatap gerobak penjual es krim dengan penuh minat. Sangat mengenaskan. Ia lupa membawa uang karena ia pergi begitu saja keluar rumah bahkan ia masih mengenakan pakaian tidur semalam.

"Pengen es krim...pengen es krim," Amora menatap sendu anak kecil yang sedang memakan es krim di bangku depannya.

"Hiks... Mama mau es krim," Amora mengelap air matanya menggunakan tangannya seperti anak kecil menangis.

Tiba-tiba seseorang menyodongkan uang berwarna merah didepan mukanya persis. Ia mendongkakan kepalanya menatap lekat Javier. Ia mendekat lalu duduk di samping Amora, mengelap pelan mata Amora yang berair "Gitu aja cengeng," ejek Javier.

"Ishh, jahat tau nggak ngatain orang kaya gitu," suara Amora bertambah parau ketika Javier mengejeknya. Amora semakin menangis, entahlah moodnya tidak begitu baik setelah membentak ayahnya tadi, ada perasaan bersalah dalam hatinya.

Javier membawa Amora kedalam pelukannya "Maaf." Amora tersentak pelan, ia tidak membalas pelukan Javier. Dalam pelukan Amora mengangguk meng-iyakan ucapan Javier tadi. Segera Amora melepaskan pelukannya. Sangat nyaman, tetapi jika terlalu lama tak baik untuk jantung Amora.

JAVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang