BAB 13

5.6K 169 0
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

Saat ini Javier dan keempat temannya berada di club. Sambil menunggu Mohan datang, ia meneguk beberapa botol wine bersama Gian. Sedangkan Devan dan Bara entah pergi kemana, mungkin mencari wanita malam. Dan Mevan sibuk memainkan ponselnya acuh.

"Udah mabok lo?" tanya Mevan menatap Javier dan dibalas gelengan oleh Javier.

Tiba-tiba saja, ada keributan di meja depan. Prangg! suara pecahan kaca serta botol terdengar begitu nyaring membuat semua aktivitas terhenti. Semua pasang mata menatap ke sumber suara tersebut.

Devan menghampiri Javier dengan keringat mengucur di dahinya. "Jav! Mohan sama Bara berantem!" seru Devan membuat Gian, Javier dan Mevan bangkit.

"Sialan! Dimana?!" geram Javier.

"Didepan!" mereka mengikuti langkah Devan di belakang.

Javier menarik kerah Mohan lalu mengkode Devan dan Mevan untuk mengamankan Bara. Keadaan keduanya babak belur. Ada luka di pelipis serta hidung Bara, tidak jauh berbeda dengan Mohan.

Bugh!

Javier meninju rahang Mohan "Masalah lo ada di gue!".

Mohan terkekeh pelan, ia membahas Javier dengan menendang perut Javier hingga mundur beberapa langkah hingga memberi jarak keduanya. "Temen lo yang udah ngatain gue bangsat! Siapa yang terima?!" murkanya.

Javier melirik Bara yang menundukkan kepalanya. Ia membuang napasnya kasar lalu mendekati Bara. "Sorry," ujar Bara melirih.

Javier menepuk pelan pundak Bara "Lain kali tahan emosi lo. Kita ke sini bukan buat cari ribut," nasihatnya Bara mengangguk pelan.

Suasana kembali seperti semula. Dentuman musik kembali terdengar cukup memekik dan semua orang kembali ke aktivitasnya masing-masing. Mereka duduk di meja paling pojok untuk menghindari kerumunan.

Mohan hanya sendirian disini, dan itu membuat Javier yakin bahwa Mohan tidak berani melakukan hal macam-macam. "Langsung ke intinya," desak Javier. Ia harus cepat-cepat menyelesaikan masalah ini lalu segera kembali ke rumah Amora. 

"Gue, selaku ketua Dhevos, mewakili semua anggota Dhevos. Gue minta maaf soal masalah geng gue nyulik Amora kemarin. Gue tahu, gue keterlaluan dan melewati batas," ungkap Mohan membuat Devan tersedak wine yang ia minum.

Javier menatap Mohan dengan raut datar "Oke!" balas Javier walaupun ia sedikit tidak percaya pada Mohan.

Gian, Bara, Mevan dan Devan menatap Javier tak percaya. Semudah itu memaafkan Mohan atas apa yang dilakukannya kemarin?.  

Saat Bara ingin protes, seorang pelayan datang membawa beberapa minuman di atas nampan "Atas nama Tuan Mohan Ghevan Aditama?".

"Ya."

"Baik," pelayan tersebut menyajikan minuman itu di meja satu per satu. "Sudah semua pesanannya Tuan?".

"Ya," lalu pelayan tersebut mengangguk dan pergi.

JAVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang