BAB 6

6.4K 235 2
                                    

lauv & LANI-mean it

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

lauv & LANI-mean it

vote dan komen yaa

Happy reading

Adzan magrib telah berkumandang, membuat mereka yang beragama Islam beranjak mengambil wudhu masing-masing di kamar mandi yang telah disiapkan oleh masjid tumah sakit.

Mereka akan melakukan sholat berjamaah dengan Javier yang menjadi imam nya.

Sedangkan Meila dan Gian menunggu di kamar inap Naura karena mereka berbeda keyakinan dari yang lain.

Setelah selesai melaksanakan sholat berjamaah, Amora dan Javier izin pamit dulu.

"Na, kita pulang dulu ya. Besok pulang sekolah gue kesini lagi," pamit Amora menyalami Naura diikuti oleh Javier.

"Makasih, Ra. Udah jenguk gue," balas Naura tersenyum.

"Nggak usah alay deh, Na. Kita kan teman," kekeh Amora ringan.

"Loh! Mau kemana?" tanya Devan melihat Amora dan Javier sudah menenteng tasnya di punggung. Pasalnya Devan dan Mevan dari luar sehabis membeli makan malam.

"Pulang duluan," balas Javier.

"Bentaran dulu lah, udah gue beliin makan ini. Ayo makan dulu!" ajak Devan dengan kanan tangannya mengangkat memperlihatkan keresek berisi makanan dan tangan kirinya menarik tangan Javier untuk menuntunnya duduk di sofa.

"Gue enggak nih?" tanya nya saat ia merasa tidak ada yang mengajak.

"Yaelah, Ra! Sini dah, tangan gue nggak cukup," Devan melambaikan tangan mengajak Amora untuk bergabung.

Amora datang menghampiri, ia langsung menempatkan dirinya duduk di samping Javier.

Padahal niat Bara, ia ingin duduk di samping Javier, "Yee! Ni bocah meriang kayak nya kalau jauh-jauh dari pawang nya," sinis Bara.

"Masalah lo?" tanya Amora sewot bersiap tangannya untuk memukul Bara, tapi Javier menahannya lebih dulu.

"Diem, makan terus pulang."

Devan membagikan satu-satu nasi padang kepada mereka kecuali Naura. Karena Naura belum boleh memakan makanan berminyak dan pedas.

Amora menerima sebungkus nasi pemberian Devan. Gadis itu menatap lamat-lamat, ia berpikir keras cara untuk menghabiskan nasi padang dengan porsi yang lumayan banyak.

Lelaki itu melirik Amora yang belum membukanya, "Kenapa?" tanyanya.

"Gue nggak laper," alibi nya. Padahal Amora belum makan dan perutnya terasa lapar tetapi jika untuk menghabiskan satu porsi tidak akan muat di perutnya.

Javier memberikan nasinya pada Bara yang sama sekali belum ia buka, "Ambil."

Bara mendongak lalu mengambil nasi nya, "Lo gak makan?"

JAVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang