Happy reading
"Baik, untuk pelajaran Biologi pagi ini kita sampai pada materi teori evolusi. Dan! Jangan lupa untuk mengerjakan halaman lima puluh sembilan, jangan lupa dikumpulkan besok Senin di ketua kelas," papar Bu Lena selaku guru Biologi.
"Baik, Bu!"
Seusai Bu Lena keluar, kelas kembali ricuh. Para perempuan di ributkan dengan berlarian ke kamar mandi untuk mengganti pakaian olahraga. Lain dengan Meila, Amora dan Naura, mereka tampak masih santai di dalam kelas karena sudah di pastikan kamar mandi sudah penuh. Sedangkan para anak laki-laki mengganti pakaian di dalam kelas bagian belakang.
"Gila, Ra! Tubuh suami kamu bagus banget! Ihh kotaknya ada enam!" pekik Meila dengan suara tertahan, takut jika Javier mendengarnya. Amora melirik menggunakan mata ikan, dia juga kepo walaupun sebenarnya dia sudah pernah melihatnya.
Naura menyonyor pelan kepala sengklek Meila "Heh! Matanya dijaga."
"Aduuhh!" pekik Meila mengelus kepalanya bekas tonyoran Naura membuat semua arah mata menoleh pada Meila "Namanya itu kesempatan tau, Nau! Jangan di sia-sia in mumpung ada di depan mata," lanjut Meila tanpa sadar.
Amora melototkan matanya saat Meila akan melanjutkan pembicaraan mengenai hal itu. "Ups! Hehe, itu bukan-- aduh gimana ya, hehe," kekeh Meila salah tingkah. Dia menatap Naura dan Amora yang tengah menatapnya horor.
"Sini deh kalau mau liat, pegang juga boleh," ujar Bara yang entah sejak kapan sudah berada di samping Meila sambil merentangkan kedua tangannya seolah mengizinkan Meila memegang perut sixpacknya.
Meila dibuat melongo dengan perut atletis milik Bara yang sangat menggoda iman apalagi berada di depan matanya. Dengan gerakan lambat tangan Meila terangkat menoel-noel perut Bara "Ihh! Kok keras!" serunya bernada polos, Bara terkekeh lalu mencubit pipi gembul Meila.
Amora melihat kelakuan diluar nalar Meila tanpa berkedip, pikirannya membayangkan kalau Amora yang menyentuh milih Javier. "Kok gue jadi pengen ya?" bisik Amora tanpa sadar kepada Naura yang sedari tadi diam.
"Javier. cewek lo mau tuh," celetuk Naura lalu memberi space. Amora mendelik di buatnya, jantungnya maraton saat Javier mendekat ke arahnya.
"N-nggak, ya! Siapa yang bilang gue mau!" Amora gugup setengah mati. Batinnya mengumpati Naura dengan ribuan kata kasar.
Dengan acuh Javier melepas kaos olahraganya yang sudah terpasang di tubuhnya lalu menarik tangan kanan Amora agar menyentuh perut sixpack milik Javier yang sudah lebih membentuk. Tak lupa dengan urat yang menonjol tercetak jelas disekitaran sampai kebawah hingga tangannya.
Javier semakin menarik tangan Amora hingga tubuh Amora terhuyung kedepan sampai hidungnya menyentuh dada bidang Javier, "Lain kali kalau mau tinggal bilang," rendah Javier di telinga Amora. Sebelum menjauh, dia lebih dulu menggigit daun telinga Amora.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAVIER
Teen FictionTentang pertemanan Javier dan Amora sedari kecil hingga beranjak dewasa menjadi musuh seperti tom & jerry. Mereka itu saling menyukai, tapi masih terasa abu-abu dalam diri mereka. Hingga sebuah insiden selamam yang membuat takdir mempersatukan merek...