BAB 24

5K 199 29
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

Seperti biasanya, malam ini Amora tengah bersantai di ruang tamu dengan paha berisikan beberapa cemilan sambil nonton drama korea kecintaannya. Bukan, lebih tepatnya menemani Javier yang tengah sibuk bekerja beberapa hari ini.

Berulang kali Amora membuang napasnya kesal karena tidak menemukan tontonan drama yang asik. Kriteria drama yang dia cari adalah pertama, pemeran utama laki-laki harus tampan, kedua bergenre thriller dengan sedikit bumbu romance, ketiga harus happy ending dan yang terakhir tidak on-going, alias sudah tamat baru dia tonton.

"Astaga, rata-rata udah gue tonton semua. Masa iya gue harus nonton yang kedua kalinya sih? 'Kan gue udah tau endingnya," gerutunya sambil menggeser layar handphone kebawah lalu kembali lagi keatas.

Tok

Tok

Amora beranjak dari atas sofan lalu berjalan untuk membuka pintu utama. "Loh, mama sama papa?" tanya Amora sedikit terkejut dengan kedatangan tiba-tiba River dan Jihan.

"Ya," balas River dingin. Sedangkan Jihan menatap Amora dari atas ke bawah seolah menilai penampilan Amora saat ini.

"Silahkan masuk, papa, mama," ucap Amora mempersilahkan kedua orang tua Javier untuk masuk dengan sedikit canggung. Semenjak pernikahannya dan Javier kemarin, dia sama sekali belum pernah bertemu lagi dengan kedua orang tua Javier. Mengobrol saja belum pernah karena kesibukan kedua orang tua Javier yang membuat mereka jarang bertemu dan berinteraksi.

River berjalan masuk disusul dengan Jihan. "Masih menjadi pengangguran ternyata," celetuk Jihan ketika melihat Javier duduk diatas sofa sambil mengotak-atik handphonenya.

Amora melongo. Bukannya sejak tadi Javier sedang sibuk menggunakan laptop, kenapa tiba-tiba berubah menjadi ponsel.

"Anak tidak tau sopan santun! Hilang kemana sopan santunmu?!" gertak River ketika melihat sang anak masih santai bermain ponsel menghiraukan kedatangan mereka berdua.

Amora mendekati Javier lalu mencubit pundak Javier. "M-maaf ma, pa. Mungkin Javier terlalu fokus jadi nggak kedengeran," balas Amora ketakutan. Dia berusaha mati-matian menahan rasa takutnya.

"Diam kamu! Suami saya bertanya sama dia, bukan sama kamu! Dasar jalang murahan yang mau-maunya di coblos sana-sini," pedas Jihan membuat Amora berkaca-kaca.

"You're the bitch. Damn it," balas Javier tak kalah pedasnya lalu ditariknya tubuh Amora kedalam pelukannya. Dirinya tidak peduli bahwa yang dia hina saat ini adalah mamanya.

"Jangan didengerin," ucap berat Javier di telinga Amora. Terdengar dari suara Javier bahwa dia sedang menahan emosinya.

Jihan memegang dadanya sakit hati mendengar anaknya berbicara seperti itu kepadanya.

"JAVIER!" bentak River. "Beraninya kamu berbicara seperti itu dengan ibumu! Dasar anak liar!" River memisahkan Amora dari pelukan Javier secara kasar lalu menarik kerah Javier.

JAVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang