F

4.2K 199 18
                                    

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca ☀

.

.

.

.

Sudah 1 jam Miu menenteng keranjang Kana sambil berkeliling. Mencari tempat yang pas untuk beristirahat di malam yang semakin larut ini tetapi, Miu belum menemukannya.

"Hah,, fiuh,, berat juga bayi ini" Lenguh Miu.

Miu cukup beruntung karena Kana tidak menangis sejak saat Miu menemukannya karena jika itu terjadi, Miu sudah pasti pusing 7 keliling.

Miu akhirnya berhenti di sebuah emperan toko yang sudah tutup.

Menaruh keranjang Kana ke tanah dengan hati-hati baru lah Miu duduk di samping sambil menyenderkan punggungnya ke pintu toko.

Sesekali Miu tersenyum ketika melihat Kana yang sedang antusias menatap lalu lalang pejalan kaki dengan mata bulatnya.

Perlahan Miu menggendong Kana ke dalam pelukannya karena cuaca malam itu sangat dingin.

"Kana, kamu tidak ngantuk, hm?"

Kana menatap Miu lalu tertawa, "hehehe,, na,, mama,, papapa,,,,"

"Kamu bicara apa, Kana? Aku tidak mengerti bahasamu" Memastikan selimut menutupi seluruh tubuh Kana.

"Papapa,, mamama,, papapapa"

Miu kembali tersenyum, "cepat dewasa ya agar aku dapat mengerti apa yang kamu bicarakan"

"Hehehehehe" Kana tertawa riang.

Tiba-tiba seorang wanita paruh baya menaruh 100 Baht ke keranjang Kana yang kosong dan tentu saja membuat Miu terkejut.

"P-Permisi, uang anda---"

.

KRENCENG KRENCENG

.

Suara coin terdengar setelahnya, diikuti beberapa uang kertas dan coin dari orang-orang yang lewat.

Miu sekarang mengerti apa yang sedang terjadi.

Miu tidak pernah mengharapkan belas kasihan dari orang-orang dan tidak sedang mencari simpati mereka.

Tetapi, mereka lah yang sudah salah paham padanya.

Bagaimana tidak?

Bayangkan ada seorang anak kecil berpakaian lusuh dengan seorang bayi di gendongannya, duduk di emperan toko tertutup. Kata apa lagi yang cocok untuk mendefinisikannya selain gelandangan? Pengemis?

Miu mengeluarkan senyum tipis sambil mengeratkan pelukannya pada Kana, membiarkan orang-orang terus menaruh uang mereka di keranjang kosong tersebut.

"Kamu lapar?"

Kedua tangan kecil Kana menyentuh dagu Miu. "Bababababa,,, papapa"

"Kamu bisa makan sate ayam, tidak? Habis ini kita cari ya satenya. Papa sudah dapat uang dari Bibi dan Paman pejalan kaki yang kasihan pada kita" Miu tertawa kecil setelahnya, diikuti Kana. "Papa" Miu baru sadar dengan apa yang ia ucapkan secara reflek. "Lucu juga"

"Permisi, nak" Miu langsung melirik ke arah suara. Dilihatnya seorang wanita sekitar umur 50 tahunan, berdiri di hadapannya dengan menjinjing sebuah tas.
"Kamu berada di depan toko ku"

"Ah---maaf, Bibi" Bergegas berdiri.

Wanita itu mencegahnya sebelum Miu sempat meraih keranjang dan pergi.

Papa, I Love You! 🔞⚠️|| GULFMEW {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang