Like a crime

1.6K 135 5
                                    

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca🌻

.

.

.

.

KRING!

.

Bright yang kebetulan berada tidak jauh dari suara bel, langsung melirik ke arah pintu. "Kupikir kau sudah tidak ingat untuk pulang"

Kana tidak dalam kondisi yang baik untuk membalas ejekan Bright. *Bilang saja kalau kau ingin waktu berdua lebih lama dengan Papa ku, dasar tengik* Melirik kanan dan kiri, mencari seseorang.
"Papa di mana, Paman?"

"Nanam pohon mangga di kebun belakang"

Kana mengangguk kecil kemudian naik ke lantai 2.

"Kau tidak temui Papa mu dulu?"

"Nanti saja" Lanjut naik dan masuk ke dalam kamar.

"Anak itu--tck,,tck,,tck" Menggelengkan kepala.

Sebenarnya, Kana lebih memilih untuk melihat Papa manis nya dari jendela kamar yang mengarah ke kebun belakang tanpa harus menemui nya secara langsung karena Kana takut hanya akan menimbulkan suasana awkward jika Miu masih marah pada nya.

Sambil melipat kedua tangan di depan dada, Kana memperhatikan lekuk pinggang dan keringat bercucuran di wajah manis Miu yang terkena terik matahari, sangat sexy di mata Kana.

.

TOK TOK TOK

.

"Kana, ini Paman. Boleh Paman masuk? Ada yang perlu Paman bicara kan"

Melirik ke arah pintu, "masuk saja. Pintu tidak aku kunci"

.

CEKLEK

BLAM

.

Menutup pintu lalu duduk di tepi ranjang, di ikuti Kana.

"Ada apa? Kenapa Paman terlihat gugup?"

"Ssstt!! Pelan kan suaramu. Ini rahasia kita berdua. Papa mu jangan sampai tahu"

Ucapan Bright berhasil buat Kana penasaran.

Bright mengeluarkan sebuah amplop putih dari saku celana lalu ia berikan ke tangan Kana yang terbuka. "Ambil"

Menautkan kedua alis. "Apa ini?"

"Paman rasa kamu akan membutuhkannya dalam waktu dekat"

Kana yang peka, tidak butuh waktu lama untuk mengerti maksud Bright. "Langsung ke inti nya saja. Apa maksud semua ini?" Memastikan bahwa apa yang ia pikirkan tidak salah.

Bright menghela nafas panjang sebelum mengatakan, "Paman tidak tega pada Papa mu. Dari kemarin, dia pusing cari uang tambahan untuk bayar SPP kamu yang tertinggal 2 bulan itu sama biaya ujian. Maksud Paman memberikan uang ini hanya ingin sedikit membantu meringankan beban pikiran nya. Papa mu terlalu banyak pikiran. Jangan sampai biaya sekolah mu jadi ikut menambah beban pikiran nya. Kamu jangan bilang kalau Paman kasih kamu uang, ya? Nanti Papa mu bisa marah besar karena Papa mu berusaha untuk tidak menerima bantuan Paman. Padahal, Paman membantu nya dengan ikhlas" Tersenyum lalu menepuk bahu Kana.
"Paman tidak tahu nominal SPP sama ujian kamu berapa, jadi, mungkin akan menyisakan uang lebih. Kamu pakai saja untuk kebutuhan lain atau membeli jajan"

Papa, I Love You! 🔞⚠️|| GULFMEW {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang