And you know I always will

2.8K 179 14
                                    

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca🌻

.

.

.

.

Keesokkan Paginya,,

"Bay, sarapan dulu sebelum berangkat" Ujar Miu yang baru datang dari arah dapur, menemui Bright dengan 3 roti lapis yang ia buat. "Kamu kenapa?" Tanya Miu saat melihat wajah Bright yang masih ling lung & kosong.

Melirik Miu dengan wajah pucat dan seriusnya. "Hei, Miu. Kurasa kamu harus secepatnya pindah. Tempat ini angker"

Miu shock seketika.

"Apa? K-Kenapa kamu bisa bilang begitu?"

"Karena semalam seperti ada sesuatu yang berat menindih wajahku sampai aku kesulitan bernafas"

DEG

Miu spontan melirik ke arah Kana yang sedang asik bermain sendirian dengan boneka & mobil-mobilannya. "Ah, itu---"

Bright bangkit dari sofa lalu melangkah ke arah Miu. Ia memegang kedua bahu Miu dengan wajah khawatir, "demi kebaikanmu, Miu. Kamu harus pindah. Aku tidak mau kamu sampai di ganggu oleh 'mereka'. Aku akan pergi sebentar lagi dan tidak ada yang bisa menjagamu dan Kana dari gangguan 'mereka'. Aku serius"

Miu ingin jujur tapi, Miu takut Bright akan terkejut karena Setan yang menindihnya semalam sedang asik bermain disana.

Miu menepuk sebelah bahu Bright, "hm. Kamu tenang saja. Duduklah dulu dan makan roti ini sebelum berangkat agar perutmu tidak kosong selama di perjalanan" Mengulas senyum manis sambil menarik Bright kembali ke sofa.

Bright mengangguk setuju, ia mengikuti Miu ke arah sofa dan duduk di samping. Bright segera mengambil satu potong roti lalu memakannya dengan lahap.

"Terima kasih. Kamu perhatian sekali padaku. Rasanya aku seperti punya Istri"

"Siapa Istrimu? Huh!" Melirik Kana.

Bright terkekeh dan kembali melahap roti ke-2 dan ke-3 dalam keadaan hening.

5 menit kemudian, Bright melirik jam tangan mahalnya. "Sudah waktunya ke bandara. Aku pergi dulu, Miu. Kapan-kapan kamu mampir dong ke Ciangmai"

"Kalau sempat, aku pasti akan mampir"

"Janji, ya?" Mengedepankan kelingking dan di sambut oleh Miu.

"Kau seperti anak kecil saja, hahahaha"

"Menjadi anak kecil di depanmu, kurasa tidak masalah"

.

BUGH

.

Miu memukul lengan tangan Bright karena salah tingkah.

"Miu, aku kan pergi jauh dan tidak tahu kapan akan bertemu denganmu lagi. Tidak kah kamu memberiku kenang-kenangan terakhir?"

"Hah? Kenang-kenangan terakhir?" Menautkan kedua alis.

Bright mengangguk ribut. "Ya! Seperti, mencium pipiku misalnya?" Ujar Bright sambil senyum-senyum sendiri.

"Tidak"

"Kenapa? Kamu bilang kita sama-sama pria. Cium pipi seharusnya tidak masalah, dong?"

.

TUK

.

"Aw??!" Bright mengusap keningnya yang di jitak oleh telunjuk Miu.

Papa, I Love You! 🔞⚠️|| GULFMEW {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang