6. Perpisahan

3.7K 478 7
                                    


Ketika fajar menyingsing, orang-orang dari kelompok kelelawar hitam masih dalam kekangan rantai sihir. Mereka tak bisa menggunakan sihir dan kabur karena saling terikat. Lagipula, dinding paranada milik Iloania masih melingkupi bangunan itu, bahkan sampai kehalamannya. Dihalaman itu, matahari menyorot anak-anak yang kini berbinar bahagia ketika bisa melihat matahari kembali setelah beberapa lama terjebak dalam ruang gelap. Namun disisi lain mereka merasakan kesedihan saat melihat Iloania nampak putus asa menyembuhkan Qilan yang sudah meninggal belum lama.

"Kumohon!" Rapal Iloania diambang keputusasaannya.

Binatang-binatang sihir yang ada disana mendengar kesedihan Iloania. Mereka dengan tanpa ragu mendekati dan mengelilingi Iloania. Kelinci besar didepan Iloania memancarkan cahaya hijau remang ditubuhnya. Cahaya itu perlahan bersatu dengan cahaya ditangan Iloania. Binatang lain menyusul tanpa keraguan.

Iloania mendongak, "Kalian.."

"Ini adalah inti roh kami. Kami memberikan sebagian dari inti roh kami untuk anak ini." Kata kelinci.

"Kenapa?" Lirih Iloania.

"Jangan membebani kami. Fokus saja dengan sihirmu." Ucap seekor burung disampingnya.

Iloania yang mendengarnya mengalihkan tatapannya pada Qilan. Cahaya dengan berbagai warna itu berkumpul dan menyatu menjadi satu warna yang asing. Cahaya itu merasuk kedalam tubuh Qilan. Cahaya memendar pelan dari tubuh Qilan dan menghilang.

"Ugh~" Qilan meringis pelan sembari bergerak membuka kelopak matanya.

"Ah! Syurlah kamu sudah bangun." Kata Iloania dengan wajah yang menunjukkan kelegaan.

Qilan menatap sekelilingnya dan terkejut melihat banyak hewan besar disekelilingnya. Ia nyaris menjerit jika Iloania tak menenangkannya. "Mereka telah menyelamatkanmu, Qilan. Mereka baik, jangan takut ya?"

"A-Ah! T-Terima kasih banyak sudah menyelamatkan hidupku. A-Aku tak tahu harus membayar dengan apa."

Qilan mencicit sambil menunduk. Melihat itu, Iloania berbisik pada cincinnya, "Vleia sayang. Apa menurutmu ada sesuatu yang bisa kita berikan pada mereka sebagai balas budi? "

Seakan mendengar balasan, Iloania kembali berbisik. "Ya, darimana kamu belajar menjadi tamak? Berikan mereka sesuatu. Semua! "

"Terima kasih~" bisik Iloania ketika cahaya keemasan samar merambat keluar.

Cahaya itu memendar dan menciptakan masing-masing sebuah segel didahi mereka. Segel itu kemudian menghilang secara perlahan. Semua merasa panik, termasuk Hallias yang mendapat segel yang sama. Mereka menatap Iloania yang membuka suaranya.

"Jangan khawatir. Itu adalah segel Kesempatan Hidup. Ketika kalian dalam bahaya, segel itu akan melindungi kalian dari serangan seperti apapun, bahkan yang mematikan. Namun segel itu hanya bisa digunakan sekali. Jadi, gunakan dengan baik ya~"

Ucapan dan senyuman tulus Iloania membuat semua binatang sihir itu tertegun. Binatang-binatang sihir liar itu sering diperlakukan dengan semena-mena. Manusia sering menangkap dan menggunakan mereka secara ilegal. Katakanlah binatang sihir liar seperti mereka memiliki kepekaan yang lebih tajam dibandingkan binatang sihir kontrak. Dan binatang sihir itu tahu jelas, bahwa gadis didepan mereka memiliki jiwa yang benar-benar terang.

"Suatu hari nanti, kita pasti akan berjumpa lagi. Iloania," ucap binatang sihir berbentuk rubah didepannya dengan suara yang makin memelan saat tubuhnya bercahaya dan seakan tersapu angin.

Binatang sihir lainnya bergerak pergi, ketika Iloania menjentikkan jarinya dan menghilangkan kubah paranada itu. Semua binatang sihir memutuskan kembali kewilayah mereka masing-masing. Sementara semua pria besar kelompok kelelawar menampilkan wajah frustasi. Iloania bangkit berdiri dan menyaksikan matahari yang makin lama makin naik dan memancarkan cahaya yang maha agung. Ia tersenyum.

Legenda Bulan Kristal [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang