146. Kelahiran Malaikat Emerald

174 7 0
                                    

Kerajaan Emerald, Musim Semi

Manik birunya perlahan terbuka. Dari yang awalnya bersembunyi dibalik kelopak mata putih dan lembut, mulai percaya diri untuk menampilkan diri kepada dunia. Matanya berkedip selama beberapa kali, dengan penuh kelembutan dan dengan kebingungan. Jejak kepolosan melintas diwajahnya yang menggemaskan. Pipi bulatnya yang memerah muda alami nampak mengundang orang lain untuk menggigitnya.

"Ibunda, mengapa Amore bisa semanis ini? Aku sampai ingin menggigit pipinya."

Mendengar apa yang dikatakan putra keduanya membuat Eurasellee menyunggingkan senyuman yang dipenuhi dengan ketulusan, kasih sayang dan cinta. Ia mengulurkan tangannya yang terbalut sarung tangan putih, dan mengusap pipi putranya. "Itu karena Amore adalah adik Callisto. Jadi, Amore semanis Callisto."

Callisto memandang sang bunda dengan senyuman sebelum dengan semangat kembali memandang kepada sang adik yang masih terbaring diatas ranjang bayi. Berkedip polos kepadanya dan sesekali menggerakkan tangannya seolah hendak menggapainya. Hati Callisto menghangat. Tatapannya melembut, dan ia dipenuhi dengan kebahagiaan ketika dia perlahan mengulurkan tangannya dan meraih dengan lembut jemari kecil sang adik.

"Amore~" Ia memanggil dengan lembut.

"Amore, kakak akan selalu menyayangi dan mencintaimu. Kakak berjanji akan selalu melindungimu."

Meski dia masih berusia enam tahun dan memandang sekelilingnya dengan lembut sebelum dengan tenang memandang sang adik. Adiknya yang cantik, adiknya yang manis, adiknya yang sempurna. Dia akan tumbuh dengan dipenuhi cinta.

"Oh ya, bunda. Dimana ayahanda dan putra mahkota?" Tanya Callisto.

Euraselle menyunggingkan senyuman dan menjawab pertanyaan Callisto. "Ayah dan kakakmu sedang mengurus sesuatu bersama dengan para pejabat, Listo. Makanya, temani bunda bermain dengan Amore, ya?"

Callisto mengangguk dengan penuh semangat. "Ya, bunda!"

***

"Saya tidak akan menerimanya yang mulia! Bekerjasama dengan kerajaan Arbel hanya akan membuat mereka untung, namun tidak dengan kita."

"Saya juga menentangnya. Kita seharusnya bekerjasama dengan Kerajaan Mampia daripada bekerjasama dengan kerajaan Arbel. Kerajaan Arbel bukanlah kerajaan besar dan tidak ada potensi yang bisa kita jadikan sebagai bayaran dari kerjasama dan perlindungan yang akan kita berikan. Timbal baliknya tidak sepadan Yang Mulia."

Suasana ruangan itu sedang tegang dan dingin. Meski ruangan itu didesain dengan keindahan dan kenyamanan, namun tetap saja itu adalah ruangan dimana Raja harus menghadapi para pejabat kerajaan yang selalu memperdebatkan masalah karena perbedaan pendapat. Jadi meski ditata sedemikian rupa, ruangan itu tetap penuh dengan emosi negatif.

"Putraku yang akan menjelaskan."

Raja Arcles memandang pada pada para pejabat dengan tenang. Remaja laki-laki disampingnya dengan tenang mulai angkat suara. "Kita tidak melihat kerjasama ini dari hubungan timbal balik. Tapi kita akan melihat ini sebagai prospek kerjasama yang menguntungkan dimasa depan."

"Kerajaan Arbel adalah kerajaan yang berada dijalur strategis benua. Mereka memang tidak memiliki banyak sumber daya, namun kita bisa membuat kerajaan mereka menjadi transit atau pemberhentian bagi para pedagang kerajaan lain, sehingga kita bisa menjadikan kerajaan Arbel juga sebagai titik untuk memonopoli harga barang dipasaran."

"Kita hanya perlu memberikan perlindungan sampai dua atau tiga tahun sembari kita memberikan memberikan mereka suplai tenaga kerja untuk membangun pusat perdagangan. Kita juga akan menyebarkan berita tentang Perdagangan Arbel kemudian."

Legenda Bulan Kristal [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang