118. Tawanan Perang Yang Menjadi Penari

190 9 0
                                    

“Ya-Yang Mulia?!”

Lova tertegun, tercengang untuk beberapa saat sebelum dia tersentak. Dia berlutut dan membungkukkan badannya sembari berseru, “Mohon ampuni kelancangan hamba, Yang Mulia! Yang rendah ini pantas menerima hukuman!”

Sepasang tangan kokoh membawanya untuk kembali menegakkan badannya. Wajahnya pucat menatap lurus kebawah, tak berani menatap langsung wajah Christopher yang tetap menjatuhkan tatapannya diwajah ayu si gadis penari. “Duduklah dengan baik.”

Lova segera berkata, “Ba-Bagaimana mungkin saya berani mengganggu Yang Mulia. Saya akan segera pergi Yang Mulia!”

Christopher menahan lengan Lova yang hendak berdiri dan menariknya untuk duduk disampingnya, seperti tadi. “Duduklah, temani aku.”

Melihat tatapan Christopher yang tak terbantahkan, Lova menelan kembali kata-kata tolakannya dan dengan kaku mendudukkan dirinya disamping Christopher. Sesaat, ia mengingat jika jubah Raja Vlover itu masih tersangkut dipunggungnya. “Yang Mulia, jubah an—“

“Pakai saja.”

Lagi-lagi, Lova menelan kalimatnya dalam bisu. Dengan cerita dari teman-teman bahkan orang asing mengenai kekejaman dari Raja Vlover, Lova tidak berani melakukan apapun. Selama dia menuruti pria disampingnya ini, seharusnya dia akan baik-baik saja. Setidaknya, dia harus berhati-hati agar bahkan suara napasnya tidak menyinggung Christopher.

“Sudah berapa lama kau menari?”

Pertanyaan itu memecah keheningan yang terjadi selama beberapa waktu. Mendapat pertanyaan pertama seperti itu, Lova bereaksi segera bahkan sebelum dia bisa berpikir. “Sudah sejak kecil Yang Mulia. Orangtua saya adalah penari, dan saya menekuninya dari mereka.”

Christopher kembali bertanya, “Orangtuamu juga penari?”

Lova menganggukkan kepalanya, “Ya, Yang Mulia. Orangtua saya adalah penari yang hebat. Mereka bahkan bisa menari ditengah hujan salju atau dibawah terik matahari musim panas. Setiap gerakan mereka sangat indah dan saat anda menyaksikannya, anda bisa—“ Suaranya terjeda dan menghilang. Lova membungkam bibirnya dengan tangan kanannya dan keringat meluncur dari pelipisnya. Terkutuklah kebiasaan buruknya yang akan berbicara tanpa henti jika itu berhubungan dengan orangtuanya.

“Kau mencari kematianmu sendiri, Lova.. Kau mencari kematianmu sendiri..” Batinnya berlinang air mata.

“Lanjutkan.” Suara Christopher membuat Lova meneguk ludahnya kasar dan menatap sepasang manik hijau yang menatapnya dengan lirikan tajam. Bulu kuduk Lova berdiri, entah karena dingin atau karena rasa penindasan kuat dari Christopher.

Dengan berat hati Lova kembali bercerita, sekarang dimulai dari kehidupannya. “Sebelumnya, saya tinggal di Mirocue, Kerajaan Elfo bersama dengan keluarga saya. Sejak generasi awal, keluarga saya memiliki keahlian dibidang seni, terutama seni tari. Jadi kami secara turun-temurun menjadi keluarga penari.”

Lova tidak yakin apakah Christopher masih mendengarkan atau bahkan peduli, namun jika sudah berbicara, Lova rasa tidak masalah untuk meluapkan sekali saja perasaannya. Toh, pria disampingnya pasti akan menganggapnya sebagai orang aneh yang terus menerus mengocehkan hal aneh dan tidak penting.

“Kemudian, ketika saya menginjak usia 15 tahun, peperangan antara Elfo dan Lomiere terjadi atas pecahnya konflik politik yang terjadi. Imbasnya, setelah perang, selain banyak memakan korban, banyak penduduk muda di kerajaan Elfo yang ditangkap dan dijadikan budak dari mereka yang menjadi tawanan perang sebelumya. Beberapa dipaksa menjadi gundik, beberapa dipaksa menjadi pembunuh, beberapa dijual untuk dijadikan pelayan dan banyak lagi.”

“Tetapi utnuk saya yang untungnya bisa menari, saya, dijadikan penari kerajaan.”

Mungkin setelah ini dia akan diseret oleh penjaga kepenjara bawah tanah, karena seorang budak tahanan perang berani duduk dan mengoceh disamping Raja yang terkenal amat kejam. Hmm, apakah dipenjara diberi makan tiga kali sehari?

Suara Christopher terdengar, “Kau seorang tahanan perang?”

“Ya Yang Mulia,” lirih Lova.

Christopher menatap wajah Lova dari samping. Sepasang manik persik yang terkulai sedih, dengan senyuman miris dan penuh dengan kesepian dan keterasingan dinegeri yang entah tak dikenalnya. Perang Elfo dan Lomiere memang menjadi perang yang cukup besar beberapa tahun lalu, dan Lomiere berhasil meruntuhkan kerajaan Elfo. Namun saat ini, pemimpin kerajaan Elfo telah mendapatkan bantuan dari Ratu Kerajaan Myoke karena balas budi hutang nyawa dan berhasil mendirikan kembali kerajaannya. Meski belum cukup untuk menjadi seperti kerajaannya yang sebelumnya, Kerajaan Elfo telah menjadi kerajaan yang damai dan cukup kuat untuk melindungi dirinya sendiri dari ancaman kerajaan lain. Tetapi, ternyata belum semua tawanan perang kembali.

Baru saja dia hendak membuka bibirnya, sebuah suara terdengar diindera pendengarannya. “Lova! Segeralah masuk, nyonya mencarimu dan kamu harus segera menghadapnya!”

Cecana bahkan tidak repot untuk melihat tempat Lova. Dia dengan usahanya mengangkat sekeranjang cucian dan melangkah menuju sumur untuk mencuci dan tak pernah berbalik. Lova menatap kearah Istana dan menatap jemarinya yang saling tertaut. Merasa takut untuk berkata kepada Christopher, namun disisi lain takut akan dihukum karena terlambat menemui nyonya pengurus pelayan.

“Pergilah.” Ucap Christopher membuat Lova merasakan kelegaan didalam hatinya, dan tak bisa menahan membatin bahwa sebenarnya Christopher sangat peka dan tidak terlalu menyeramkan.

“Terima kasih banyak atas kemurahan hati Yang Mulia bersedia mendengarkan cerita saya.” Ucapnya sembari melepaskan jubahnya dan membungkuk. Ia hendak menyerahkan jubahnya, sebelum memikirkan sesuatu dan bergerak meletakkan jubah itu dipunggung kokoh yang Raja.

“Anda juga harus menjaga kesehatan Yang Mulia. Saya permisi.” Ucapnya dengan senyuman sebelum membungkuk dan berbalik.

Tatapan sepasang manik hijau itu tertuju padanya, sampai sosoknya menghilang. Sebuah senyuman tipis tercipta, diwajah rupawan sang Raja Tiran yang terkenal akan kekejamannya. “Sebenarnya, aku hanya ingin mengatakan bahwa tariannya sangatlah indah. Sama indahnya.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Legenda Bulan Kristal [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang