41. Inti Sihir Dan Firasat Gheorn

2.3K 295 5
                                    


Setelah mendengar perkataan Iloania, Lasius kembali menoleh dan memejamkan mata. Memfokuskan diri dengan menyelimuti tubuhnya dengan menggunakan sihir cahaya yang samar. Selang beberapa detik, rasa sakit itu perlahan menghilang sampai benar-benar menghilang tanpa jejak. Ternyata benar.

Air itu .. menolak sihir.

Tapi menggunakan energi sihirnya selama 5 sampai 8 jam tanpa henti, apakah dia bisa melakukannya? Mungkin bisa. Ah, bukan mungkin bisa. Tapi harus bisa. Atau binatang sihir dalam wujud anak kecil yang benar-benar menjengkelkan itu akan menghinanya habis-habisan.

***


Waktu terus berlalu. Tak terasa sudah 10 jam lebih Lasius menggunakan sihirnya untuk menolak air. Wajahnya menunjukkan sedikit gurat kelelahan. Ketika energi sihirnya perlahan menyusut, rasa sakit itu menderanya kembali dan membuatnya meringis. Ketika merasakan tusukan itu terasa lebih sakit. Iloania membuka matanya dan bangkit berdiri.

"Ayo keluar kak. Kak Sius sudah selesai," kata Iloania.

"Ah, sudah selesai?" Beo Lasius sembari bangkit berdiri.

Wajah Lasius sedikit pucat. Dan Iloania menyadari itu. Ketika Lasius kembali mengenakan baju luarnya sama halnya dengan Iloania. Iloania sedikit menggunakan hawa panas dari apinya, mencampurkannya dengan sihir anginnya dan membawanya mengelilingi tubuhnya dan Lasius dengan cepat. Dan dalam hitungan menit, pakaian yang basa itu menjadi kering.

"Terima kasih," kata Lasius membuat Iloania menganggukkan kepalanya.

"Sama-sama."

"Hah~ Lihat siapa yang berhasil, yah~ Meskipun sampai pucat pasi begini."

"Ilo, aku akan menyiapkan latihan selanjutnya. Istirahatlah dan makan jangan lupa~ Aku sudah siapkan dirumah pohon."

Iloania mengangguk dan membiarkan Vleia melangkah pergi dari tempat itu sembari bergumam. "Baiklah~"

Iloania memandang Lasius dan menunjukkan senyumannya. Mengajak Lasius menuju sebuah rumah pohon yang memiliki tangga melingkar yang mengitari pohon berdiameter belasan meter itu. Keduanya naik dan Lasius tak bisa menahan keinginannya untuk segera berbaring dan mengatur napasnya, mengumpulkan energinya.

"Ini, makanlah kak. Memulihkan energi itu adalah hal wajib sebelum ketahap pelatihan kedua." Kata Iloania.

Melihat Iloania datang dengan dua buah yang bundar dan kemerahan, Lasius mengambil posisi duduk dan menerima buah yang diberikan Iloania itu, meskipun buah itu sedikit asing baginya. Manik ungunya melihat bagaimana Iloania menggigit buah itu. Menampilkan daging buah putih yang melelehkan air yang nampak legit, begitupun aromanya.

Ia menggigit buah itu, dan rasa manis yang tidak begitu manis terasa dimulutnya. Berair dan ketika melewati kerongkongannya, aliran aneh mengalir diseluruh tubuhnya. Seakan menggantikan energi sihirnya yang lalu terkuras.

"Buah apa ini?" Tanyanya.

"Vleia bilang ini dinamakan buah tidur." Kata Iloania.

"Hah?" Beo Lasius ketika mendengar keanehan dari nama buah yang dimakannya itu.

Iloania tertawa kecil, "Karena buah ini memulihkan energi, dinamakan buah tidur karena aku dan Vleia memulihkan energi dengan tidur."

Lasius mengangguk paham. Dan ketika mengalihkan tatapannya keseluruh rumah pohon itu, ia mendapati sosok Irrex bergulung diatas bantal kecil diatas meja. Nampak damai dengan sesekali telinganya bergerak kecil secara refleks.

"Dia .. Irrex kan?" Tanya Lasius membuat Iloania menganggukkan kepalanya.

Ia melirik Irrex dan tersenyum, "Biasanya jam segini Irrex akan tidur. Bangunnya akan lama~"

Legenda Bulan Kristal [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang