"Bintang itu harus dipandang sebagai bintang, mana bisa mengajaknya berbincang atau ingin memeluknya. karena mau seberusaha apapun untuk mendapatkannya, dia akan tetap menjadi sosok yang tak dapat tersentuh bagiku"
- zoe
**
Diksiku kini ambigu
Puisiku kini tak menentu
Maaf renjana, aku tak pandai untuk menyembunyikan dan menutup erat-erat hingga tak sesiapapun yang tahu mengenai perasaanku.
Padahal aku telah bersembunyi dibalik gelapnya malam, bersahabat erat dengan kesunyian, dan hanya berteman dengan gemercik air hujan. Tetapi, tetap saja perasaanku sampai di gendang telingamu.
Harus apa aku ketika berpapasan denganmu di pelataran kampus?
Bermain-main dengan senyuman?
Berakting seolah tidak ada yang terjadi?
Berpura menjadi yang paling bahagia?
Padahal aslinya paling nestapa.
Maaf renjana, kuharap perasaanku tidak membebanimu.
Maaf renjana, kalau engkau rishi.
Bisa beri aku waktu untuk menjadikanmu kenang yang tak lagi kuharap bisa jadi milikku?
Karena kau adalah nama yang selalu aku ingini untuk kumiliki. Kau adalah bintang favoritku. Kau adalah pemilik dari sejuta sajak dan puisiku.
Tapi jika kau benar-benar memintaku untuk berhenti memupuk harap untuk bisa denganmu, beri aku waktu.
Aku berjanji akan menghentikan perasaanku yang mekar sendirian.
Tanpa kau ucap, aku tahu.
Bahwa mengharapkanmu hanyalah ilusiku, mendapatkanmu hanyalah khayalanku dan memilikimu adalah mimpi terindahku.
--------------------------------------------------------------
hai readers? how was your day?
lama tidak menyapa, aku harap lukamu sudah berhasil kau lupa.
sebab aku, belum jua berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkata
RomanceTulisan ini saya dedikasikan untuk kamu dan mungkin diriku sendiri, yang belum bisa berdamai dengan sebuah perpisahan. "Tak mengapa, kau bahagia saja. Terluka itu bagianku" -Luwu Timur, 15 Maret 2019 ----------------------------------------- Menulis...