Perkata

16. Pemaksa

Kau hanya sekedar singgah, tapi mengapa meninggalkan luka begitu banyak?
.
.
.
Perkata

Seberapapun aku berusaha,  kau tak akan pernah punya rasa yang sama terhadapku.
Aku tak perduli siapa yang ada di hatimu saat ini,  yang ku tau kau tetap yang terindah dihati. Bahkan jika kau dingin terhadapku dan mengatakan hal-hal tidak menyenangkan,  itu tetap menyenangkan bagiku. Aku jatuh terlalu dalam sendirian, sampai aku lupa caranya bangkit.

Bahkan saat aku memutuskan untuk terikat dengan hubungan yang lain, kau masih saja bertahta dihati. Bayangmu yang semu tak pernah mau pudar. Padahal kau adalah mimpi buruk yang tidak ingin ku ingat lagi.

Karena menyimpan rasa padamu adalah sesuatu yang hanya mendatangkan sakit tanpa akhir.

Aku terlalu memaksa untuk bisa bersamamu, sampai akhirnya kau menjauh.
Aku terlalu memaksa untuk mencintaimu sendirian karena ku pikir aku mampu,  nyatanya sungguh menyakitkan.
Aku memaksa menyimpan rasa padamu, tapi ternyata tetap sakit yang kurasa.
Sampai akhirnya aku memutuskan untuk berteman dengan kamu, tanpa melibatkan perasaan,  tapi ternyata tak semudah yang ku pikir,  semuanya tampak rumit dan begitu menyakitkan untuk diriku.

Kamu terlalu rumit untuk ku mengerti, setelah kemarin membuatku merasa penting lantas hari ini kau membuatku seolah aku bukan lah siapa-siapa. Mungkin aku juga yang terlalu memaksakan rasa,  memaksakan untuk bisa bersamamu, padahal jelas kau sudah ada yang punya,  padahal jelas kau sudah dimiliki oleh orang lain,  padahal jelas kau mencintai dia bukan aku.

Aku yang terlalu pemaksa, sementara kamu tak suka dipaksa.
Aku yang terlalu mencintai kamu,  sementara kamu mencintai dia.
Aku yang terlalu ingin tau tentangmu, sementara kamu sama sekali tak mau tau.
Maaf,  karena terlalu memaksa.

*****************************************