"Dulu, dia hanya orang asing. Seharusnya semua bisa biasa saja ketika dia memilih kembali menjadi asing"
-perkata
Sore itu, aku merenung di sudut kamar. Memikirkan kamu, yang kini entah dimana dan juga bersama dengan siapa.
'masihkah kau ingat aku'
'apa kabarmu disana'
'adakah orang yang sudah menggantikan aku menemanimu menikati senja'
aku bermonolog seperti itu pada diri sendiri.
sering kali aku ingin waktu dimana kita bersama itu terulang kembali. sungguh.
makan ice cream sepulang sekolah
keliling naik vespa mu yang luar biasa nyaman, karena sembari memelukmu dari belakang
juga, melihat senja di pantai bersama mu.
Dan masih banyak hal indah lagi, yang jika ku sebutkan semua bisa membuat hujan turun.
memori-memori seputar masa lalu, berkeliling di kepalaku seperti kilas balik yang membuatku merasa aneh.
Tapi, terkadang aku jahat padamu dan pada pikiranku sendiri.
Bagaimana, sering kali aku hanya mengingat caramu yang menyakitkan itu meninggalkanku.
Akhir-akhir ini yang teringat jelas di benakku dan terekam jelas di otakku hanya kamu yang pergi dengan seribu tanda tanya serta kau yang pergi tanpa penjelasan.
Mungkin karena kesakitan itu lebih membekas di relung hatiku ketimbang euforia yang menerbangkan aku ke langit pada saat itu.
Atau mungkin aku begitu teramat merindukanmu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkata
RomanceTulisan ini saya dedikasikan untuk kamu dan mungkin diriku sendiri, yang belum bisa berdamai dengan sebuah perpisahan. "Tak mengapa, kau bahagia saja. Terluka itu bagianku" -Luwu Timur, 15 Maret 2019 ----------------------------------------- Menulis...