Kamu, seperti laut.
Terlalu misterius tetapi indah dan mustahil untuk dimiliki.
Kamu, serupa langit.
Menenangkan tapi terlalu jauh untuk dijangkau.
Kamu, layaknya bintang.
Indah dan bersinar tetapi mustahil untuk di genggam.
Kamu dan segala ketidakmungkinan yang kerap kali jadi alasan senyumku di pagi hari.
Kamu dan segala keindahan yang seringkali kuharap bisa jadi milikku.
Kamu dan segala ketenangan yang seringkali kuingini untuk ku genggam.
Sudahkah engkau berpunya wahai renjana?
Maukah kau menjadi seseorang yang kusebut rumah? tempatku berpulang? ataukah kau sudah jadi kepemilikian seseorang?
Bisakah kita sekali saja mengulang waktu?
Aku terlambat mendelegasikan sampai akhirnya kau jadi kepunyaan perempuan lain.
Bisakah kita berbincang renjana?
Aku ingin mengatakan, aku ingin menjadi teman diskusimu untuk segala hal.
Renjana, bolehkah aku?
Kamu itu, seperti
Semakin aku mengejar, semakin kau menjauh.
Semakin aku ingin, kau terasa semakin tidak mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkata
RomanceTulisan ini saya dedikasikan untuk kamu dan mungkin diriku sendiri, yang belum bisa berdamai dengan sebuah perpisahan. "Tak mengapa, kau bahagia saja. Terluka itu bagianku" -Luwu Timur, 15 Maret 2019 ----------------------------------------- Menulis...
