Tak perlu mengungkit masa lalu, tak perlu menghakimi masa lalu, karena aku dan dia sudah tak hidup disana.
.
.
PerkataAku dan dia hanya sekedar puing-puing masa lalu yang berserakan disapu oleh angin.
Aku hanya sekedar tanda koma untuknya.
Hanya sekedar tempat istirahat kala dia jenuh atau kala dia bertengkar denganmu.
Saat itupun aku tau bahwa dia memang masih mencintaimu, mantan kekasihnya pada saat itu.Semua berjalan begitu saja,
Sampai akhirnya dia mengatakan "jalani saja dulu".
Apa itu salahku saat dia bilang begitu? Apa itu salahku saat aku meng-iyakan perkataannya? Yang pada saat itu aku memang memiliki perasaan terhadapnya.Apa mencintai seseorang itu sangat salah dimatamu? Apa mengagumi seseorang itu begitu menyebalkan dibenakmu? Apa mengkhawatirkan seseorang itu begitu menjijikan menurutmu? Sehina itu aku dimatamu?
Yang aku tau dia belum berstatus sebagai kekasihmu waktu itu, jadi apa itu salahku pernah menjadi serpihan masa lalunya? Sehingga kau menghakimiku begitu perih?
Apa aku pernah memintamu berpisah dengannya? Sekalipun tidak, bahkan aku yang selalu mengatakan padanya untuk kembali denganmu. Bukankah aku yang memiliki andil dalam menguatkan kisah kalian?
Jadi berhentilah menghakimiku,
Berbaik hatilah padaku tak perlu dengan kata 'terimakasih' , namun dengan hidup bahagia dan berdoa untukku agar kelak aku mendapat pria yang membuatku tak pernah mengatakan ‘berhentilah jika hanya ingin memisahkan kita itu akan sia-sia’ karena aku selalu berharap kelak dalam kisah cintaku aku tak akan menjumpai hal yang lebih mengerikan dari misteri segitiga Bermuda, yakni cinta segitiga.Tapi jika menghakimiku bisa membuatmu bahagia, aku tak perduli lakukan saja terus. Dan aku masih punya hari yang cerah didepan sana. Dan tak peduli jika kamu masih memandangku dari masalalu yang dulu pernah begitu mencintai kekasihmu. Hidup hanya sekali kawan, aku pilih untuk berbahagia.
Satu lagi yang ingin ku singkap,
Bahwa aku tak lagi mencintai, menyukai, mengkhawatirkan, memperdulikan kekasihmu. Aku bisa berteman tanpa melibatkan perasaan, ternyata melupakan dan mengikhlaskan dirinya tak sesulit yang aku kira hahahaDan ohya,
Aku juga tak mungkin mau terus mencintai kekasih orang lain, aku masih punya pikiran manusia normal untuk tak memiliki perasaan terhadap kekasih orang lain. Jadi berhentilah menghakimi atau hanya sekedar menyindir karena aku sudah tak mencintai kekasihmu lagi.
Semoga hubungan kalian akan semakin kuat, kuat dan kuat.***
Jangan lupa vote yaaa 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkata
عاطفيةTulisan ini saya dedikasikan untuk kamu dan mungkin diriku sendiri, yang belum bisa berdamai dengan sebuah perpisahan. "Tak mengapa, kau bahagia saja. Terluka itu bagianku" -Luwu Timur, 15 Maret 2019 ----------------------------------------- Menulis...