"aku tau bebanmu tidak kecil, tapi aku yakin kamu bisa bertahan"
-Perkata
***
Hai
How was your day?
Berat ya hari ini? Tidak ada yang berjalan sesuai harap dan inginmu ya?
Mau nangis tapi ga punya tempat berkeluh-kesah?
Ngerasa bahu mu berat banget ya? Tertumpuk tanggung jawab yang besar?
Ngerasa kepalamu bising sekali sampai gak tau mau bilang apa lagi?
Rasanya mau di semangatin juga sebagaimana kita nyemangatin orang lain, tapi yang ngertiin kita hamper gak ada. Capek banget ya?
Dan ketika mau cerita takut jadi beban orang lain.
I know youre feel
Beranjak dewasa emang se-berat ini ya?
Padahal dulu waktu masih kecil, banyak banget rasa jengkel karena dilarang ini-itu. Mau ngelakuin ini itu dibatasi. Padahal dulu waktu masih kecil, mau cepat jadi dewasa supaya gak diatur-atur lagi.
Sekarang momen itu sudah ditapaki, hidup yang kamu idam-idamkan bukan?
Rasanya jadi dewasa, dimana pendapatnya selalu didengarkan. Sekarang, gak ada lagi yang bilang anak kecil gak usah ikut-ikutan
Tapi kok, kenapa jadi dewasa gak seindah yang dulu dibayangkan?
Semakin beranjak dewasa, semakin banyak momen yang ngebuat diri ini mau kembali ke masa kecil. Karena ternyata beranjak dewasa tidak semudah pemikiran ketika masih kecil dulu.
Dulu ketika kecil, setiap ada masalah cerita ke orang tua rasanya gampang banget. Kok sekarang mau cerita harus di pilah dulu? Ternyata benar menjadi dewasa, ternyata memaksa kita untuk pandai-pandai menyimpan persoalan agar orang tua tak ikut cemas berlebihan.
Dulu waktu kecil, setiap ditanya cita-citanya apa? Dengan tegas kita menjawab, guru, dokter, polisi, tantara. Tak pernah terlintas di benak kita saat itu bahwa profesi itu butuh perjuangan yang berat. Ironis sekali, kini setelah dewasa justru aku gak tau mau jadi apa. Setiap pemikiran yang muncul di kepala selalu dibarengi pertimbangan-pertimbangan akan resiko.
Ketinggian gak ya? Memangnya aku mampu?
Dulu waktu kecil, setiap pergerakan selalu di atur oleh orang-orang dewasa. Kapan sih bisa milih sendiri apa yang kita inginkan? Gak tau sudah berapa lama semenjak momen itu, sekarang kita sudah berdiri disini dengan segunung tanggung jawab untuk membuat keputusan hidup sendiri. Ternyata benar, bahwa mengambil keputusan adalah posisi tak enak yang penuh dengan tanggung jawab besar.
Diri, ternyata menjadi dewasa jauh dari yang kita bayangkan. Begitu banyak momen yang kita sesalkan. Terutama ketika mengutuk dan mengumpat keputusan bodoh yang kita lakukan. Kita membuat kesalahan, kita mempermalukan diri sendiri, kita menangis dan menyesali.
Namun diri, dari sanalah kita terbentuk.
Dari proses-proses mencekam itu, dari hal-hal salah yang kita lalui.
Terimakasih diri, telah bertahan untuk proses mengerikan itu.
Meski sulit, tapi kita pasti bisa.
***
sekarang tema nya agak beda ya?
tapi mungkin sekarang ini yang diperluin di usia beranjak dewasa ini, karena masalahnya bukan lagi hanya perihal cinta dan perasaan.
see u next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkata
RomansTulisan ini saya dedikasikan untuk kamu dan mungkin diriku sendiri, yang belum bisa berdamai dengan sebuah perpisahan. "Tak mengapa, kau bahagia saja. Terluka itu bagianku" -Luwu Timur, 15 Maret 2019 ----------------------------------------- Menulis...