17.

986 129 138
                                    

Mari kita lanjutkan kisah si burung pipit yang bikin deg²an chapter lalu.

Akankah Saint berbelok arah meninggalkan Perth gara - gara kurang diperhatikan,jenuh dengan tugasnya yang tidak kunjung selesai,atau kurang piknik?

Kalau dipikir juga mana ada remaja yang bisa tahan cuma berkegiatan yang itu - itu aja? Sekolah,ngerjain tugas,pulang ke apartemen yang kosong,sendirian, lagi kangen - kangennya sama orang yang dicintai tapi jarang ketemu?

Aku aja sumpek bayanginnya,gimana Saint yang ngejalani?
#heh 😂😂

Kumat lagi gilanya si penulis 😅

Aku umur 17 udah beredar sana - sini ,punya teman sejagad raya,naksir teman sekelas,naksir kakak kelas 🤣

Di sekolah ikut ekskul macem²,dari tata rias,menjahit,menari,karawitan (main gamelan),paduan suara, dll, cuma olahraga yang aku hindarin, maklum kakiku kiri semua, model yang jalan di tempat rata aja bisa kesandung,daripada bonyok melulu mending milih jadi suporter aja.
Boleh dibilang aku belum nginjek rumah kalau matahari masih mencorong.

Yang penting semua kegiatan itu nggak melanggar norma sosial dan kesopanan. Jadi ibu di rumah jg nggak khawatir anak perawannya keluar rumah nyari jati diri ,yg penting jm 8 malam udh ngandang di kamar,aman  😅

Gimana dengan kalian?

Happy reading all 🖤❤️

.

.

.

.

.

.

Saint akhirnya menerima ajakan Mean untuk pergi jalan - jalan berdua,dia tidak berpikir aneh - aneh,yang ada dalam pikirannya hanyalah bermain untuk melepaskan penatnya,baik itu pikiran maupun badannya.

Meski begitu sebelum pergi dengan Mean, dia menelepon Plan untuk mengajak sahabatnya itu ikut bersama mereka. Dia masih ingat dengan jelas bahwa Plan sangat menyukai Mean,dan dia tidak ingin menyakiti hati sahabatnya itu.

drrrrt......drrrtttt.....drrrtttt.....

Telepon itu tersambung,namun tidak kunjung diangkat.

Saint mencoba lagi dan lagi,namun tetap tidak diangkat hingga nada sambung itu terputus sendiri.

Kemana Plan? Apa dia masih marah padaku? Tapi apa salahku? Waktu itu kan aku tidak sengaja naik ke boncengan P'Mean. Kalau seperti itu saja dia sudah marah,bagaimana kalau dia tahu P'Mean selalu menemaniku? Atau aku pergi dengan P'Mean seperti ini?
Si manis merenung menatap layar ponselnya yang sudah gelap.

Dia tidak tahu,di sudut yang tersembunyi Plan hanya menatap layar ponselnya dengan wajah murka. 

"Apa yang kau inginkan teman laknat? Mau pamer bahwa kau bisa berdekatan dengan pangeranku sedangkan aku tidak? Kau boleh senang sekarang,tunggu sampai P'Perth tahu kelakuan busukmu ini. Kupastikan kau akan menangis darah saat itu!" sungut remaja berkulit putih itu.

Di lain pihak,Mean penasaran siapa yang dihubungi oleh Saint.

Dia ingin bertanya, namun diurungkannya ketika wajah manis itu terlihat muram.

Kedua remaja itu bersama - sama membereskan semua peralatan melukis Saint,menyimpannya lalu meninggalkan tempat itu.

Wajah Mean terlihat sangat bahagia karena akhirnya si imut yang sudah mencuri hatinya itu mau pergi bersamanya.

"Saint,pegangan pada phi, nanti kalau kamu jatuh phi bisa dimarahi orang tuamu."

"Iya phi." Saint memegang besi di belakang jok motor Mean,menjaga supaya dirinya tidak terlalu menempel pada Mean.

MY LITTLE BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang