19.

853 125 103
                                    


Chapter ini di publish ulang berhubung katanya nggak muncul notif,smoga nggak kacau urutan chapternya.

Maaf membuat kalian marah dan sedih chapter lalu,memang alurnya begini 🥺
Kan nggak mungkin sebuah cerita cuma lovey dovey melulu bukan? Pasti akan ada badai atau ombak yang menyerang.
Setelah badai itu berlalu,pasti akan ada pelangi indah yang menunggu.

Tenang saja,semua ceritaku happy ending kok biarpun itu sad story sekalipun.

Para pembaca lamaku harusnya tahu itu bukan? 😄

Kita lanjutkan?

Happy reading 🖤❤️

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Saint tidak mau pulang ke apartemen,dia memilih tinggal di rumah orang tuanya. Dia tidak memperdulikan Perth yang menunggu di depan kamarnya.
Anak itu begitu sedih dan sakit hati kepada suaminya.

Perth akhirnya membiarkan Saint menenangkan diri meskipun dia sesungguhnya sangat tidak rela berpisah dengan Saint. Tapi dia tahu,Saint butuh waktu untuk menenangkan diri dulu.

"Papa,mama,daddy, mommy,titip Saint. Jangan biarkan dia sendirian saat hatinya kacau seperti ini. Aku tidak bisa tinggal lebih lama, aku masih harus menyelesaikan beberapa masalah." Pamitnya.

"Tentu. Saint akan aman bersama kami." Panit menepuk bahu yang terlihat lesu itu.

Saint mengurung diri di kamarnya, menghindari semua orang.
Hatinya begitu terluka dengan permintaan Perth padanya untuk menetapkan hatinya.

Kukira P'Perth mencintaiku, tapi sepertinya aku salah. Apa hanya aku yang mencintainya?
Atau.... sebenarnya P'Perth suka perempuan? Lalu aku harus bagaimana sekarang? Aku sudah menyerahkan seluruh hatiku padanya, dia bahkan sudah menyentuh tubuhku,semuanya. Bagaimana aku meneruskan hidupku dengan hati yang sudah hilang seperti ini? Bagaimana aku bisa menatap orang lain seperti aku menatap P'Perth? P'Perth.... kenapa kamu jahat sekali padaku?



Pagi buta,Saint yang lelah setelah menangis semalaman membuka jendelanya yang menghadap ke kebun belakang.

Saint menatap nanar ayunan di pohon yang terletak di tengah - tengah kebunnya,merasa hatinya kembali sakit ketika melihat tempat penuh kenangannya bersama Perth itu.

"Saint, apa yang sedang kamu lakukan?" Panit buru - buru mencegah putra sulungnya yang sedang berusaha memotong pohon besar di belakang rumahnya dengan kampak.

"Aku mau menebang pohon sialan ini papa! Aku tidak mau melihatnya lagi! Pohon jelek! Mengganggu pemandangan saja!" Saint berucap berapi - api,tangan kurusnya tidak berhenti mengayunkan kapaknya.

"Sayang, pohon ini tidak akan bisa dipotong hanya dengan kapak, kita harus menggunakan gergaji mesin karena batangnya terlalu besar." Pelan - pelan Panit menahan tangan Saint.

"Cepat sewa gergajinya pa! Pokoknya aku mau pohon ini menghilang!" Saint terengah menahan diri supaya tidak menangis lagi. Matanya begitu sembab karena terlalu lama menangis,ditambah sama sekali tidak tidur.

"Iya,pulang dari kantor nanti papa mampir untuk menyewanya. Sekarang kita sarapan? Mama membuat bubur udang kesukaanmu." Bujuk Panit lagi.

"Tidak lapar."

"Tidak lapar juga harus makan,kau ingin kakek khawatir?"

"Tapi perutku mual pa." Saint terus menolak, dia sungguh- sungguh tidak punya selera makan.

Anak itu baru mau dibujuk untuk makan ketika Tui yang menyuapinya.

"Saint... mommy minta maaf untuk perkataan bodoh Perth kemarin ya? Percayalah, Perth tidak bermaksud membuangmu,dia hanya ingin kau mempunyai pengalaman bersama seseorang tanpa paksaan. Seseorang yang kamu pilih sendiri. Tidak seperti bersama Perth yang disebabkan karena perjodohan ini. Apa kau mengerti maksudnya?" Tui berucap pelan, mencoba memberi pengertian kepada remaja yang sedang marah itu.

MY LITTLE BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang