11.

1.1K 169 206
                                    





Burung pipit datang....

Mari kita lanjutkan cerita si imut ini..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Hari - hari berlalu dengan tenang untuk Saint belakangan ini.
Tidak ada orang yang mengganggunya, atau paling tidak, tidak ada orang asing yang tiba-tiba muncul dihadapannya untuk menyerangnya.

Semuanya kembali normal, mungkin orang yang berniat jahat itu semakin hati - hati setelah tidak menemukan kesempatan untuk mencelakai Saint?

Saint tidak pernah dibiarkan sendirian, remaja lincah itu selalu ada yang menemani,terutama sahabat cerewetnya, Plan.

Secara khusus Perth menitipkan istri remajanya itu kepada kepala sekolah.

Perth juga memberitahukan dengan jujur status keduanya, bahwa mereka sudah terikat dalam tali pernikahan,lengkap dengan alasan mengapa Saint harus menikah dengannya.

Perth juga memohon untuk tidak  membocorkan status Saint kepada guru lain supaya anak itu bisa bersekolah normal, tidak dipandang aneh karena sudah menikah di usia dini.

Tanpa status pernikahannya saja Saint sudah mendapatkan pembullyan, bagaimana kalau statusnya ketahuan?

Kepala sekolah menyetujui permohonan Perth itu.









"Hati-hati baby, usahakan jangan sendirian.
Phi masih khawatir kau dicelakai orang lagi."

Perth menatap istrinya dengan raut cemas.

"Jangan khawatir Phi, aku akan bersama Plan atau yang lain.
Aku juga akan berhati-hati."

"Baiklah, masuk sana.
Kabari Phi kalau ada apa - apa."
Perth mengacak sayang rambut halus istrinya, tak lama sudah disisirinya lagi dengan jari - jarinya.

"Iya."
Saint memberikan senyum manisnya.

Perth meraih dagu lancip itu, mengecup kening dan bibir imutnya.

Saint tersipu dengan pipi merona.

Perth tersenyum, mengusap pipi cantik itu.
"Jangan lupa mengabari Phi hm?"
Pesannya lagi.

"Iya Phi.
Aku turun ya?"

Perth mengangguk, membiarkan istri kecilnya turun dari mobil.
Ditunggunya sampai Saint tidak terlihat baru dijalankannya mobilnya menuju ke kampus.




"Saint, ayo cepat, hari ini kita akan olahraga gabungan,siapa tahu kita bisa bergabung dengan kelas pangeranku."
Plan berkata tidak sabar melihat Saint masih berkutat mengganti seragamnya dengan pakaian olahraga.

"Iya, sabar ini juga sedang ganti baju, bawel!"
Omel Saint.

"Mentang-mentang mau ketemu pangeran pujaan."
Ledeknya lagi.

"Berisik!
Namanya juga sedang usaha."
Plan balas mengomel.

Saint terkikik geli melihat ketidak sabaran Plan,dia berusaha secepatnya berganti pakaian.










Ternyata harapan Plan terkabul, mereka bergabung dengan kelas Mean.
Hal ini membuat kedua orang ini, Mean dan Plan berbunga - bunga untuk alasan yang berbeda.

"Sss-saint.. Kk--kau mm--mau main bas-- basket?
Pp--phi mm--mau mengajari--mu."
Mean menyapa Saint sambil membawa bola, bibirnya gemetaran dengan peluh bercucuran di keningnya.

"Aku?"
Tanya Saint, menunjuk dirinya.

Mean mengangguk gugup.

"Phi ajari Plan saja, dia pintar olahraga.
Aku tidak berbakat olahraga sama sekali."
Saint mendorong Plan ke depan Mean.

MY LITTLE BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang