Ternyata banyak yang nggak setuju Saint nyewa rahim ya,padahal ini rencananya bukan mpreg,secara semua cerita yang ku tulis udah mpreg,bahkan sampai ke semua cerita one shoot juga mpreg,kecuali yang judulnya SCAR ,disitu nggak dijelasin Saint hamil sendiri,pinjem rahim atau adopt,lupa nulis sebenernya,inget² udh di publish 😅
Aku sendiri lebih suka mpreg,bukan tidak menghargai identitas Saint, lebih karena seneng aja bayangin dia ngidam. Saint itu di mataku sangat imut,lucu,berisik dan jahil,jadi di bayanganku bakal jadi lucu banget kalau dia hamil,gitu doang.
Ya sudah,ntar kepanjangan..
Selamat membaca ya,semoga kalian semua selalu sehat dan bahagia.
Jaga terus kesehatan meskipun pemerintah sudah sedikit melonggarkan pergerakan kita.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Sayang, kenapa akhir- akhir ini kau banyak melamun? Apa ada masalah?"
Suatu hari Perth akhirnya bertanya pada istrinya setelah beberapa hari hanya memperhatikan Saint dalam diam.
"Apa yang ada di kepala cantikmu ini hmm?" Desaknya,meraih tubuh Saint dan memeluknya mesra.
"Phi,apa yang P'Perth rasakan kalau sedang bersama Chereen?" Pemuda manis itu bertanya pelan.
"Perasaanku saat bersama Chereen? Senang,dia anak yang manis dan montok,enak dipeluk." Perth menjawab santai.
"Dia juga bukan bayi yang rewel, bermain dengan si cantik itu juga bisa jadi hiburan setelah bekerja keras mengajar para mahasiswa yang tingkahnya bermacam- macam." Sambungnya.
"Kenapa tiba-tiba menanyakan Chereen?" Perth kini menatap wajah cantik Saint.
Keningnya berkerut ketika dilihatnya raut sedih melintas di wajah pria kesayangannya itu,walaupun segera ditutupinya dengan senyum manis,namun senyum itu tidak mencapai matanya. Mata indah itu terlihat sendu.
Suami muda itu segera mendekati istrinya.
"Sayang? Jangan membuatku khawatir, katakan, ada apa?"
Pemuda manis itu menggeleng, menghela napas,dan kembali membawa tatapannya ke jendela yang sudah tertutup tirai.
"Sayang?" Perth meraih dagu lancip itu,memaksanya menghadap padanya.
"Ada apa? Jangan bilang kalau tidak ada apa-apa, karena sikapmu mengatakan sebaliknya." Desaknya.
Pemuda manis itu membuka mulutnya, terlihat ingin mengatakan sesuatu, tapi kemudian mengurungkan niatnya dan kembali menutup mulutnya dengan tampang menderita.
Melihat itu Perth meraih pria kesayangannya itu ke dekapannya, mengusap kepalanya seraya membisikkan kata - kata yang menenangkan.
Beberapa saat tidak ada yang berbicara, sampai--
"P'Perth .... tidak ...... errr ..... ingin punya anak sendiri?" Saint bertanya takut - takut.
Perth terhenyak, ditangkupnya kedua pipi pemuda yang sedang bersedih itu,mengusapnya pelan seraya menatap matanya.
"Apa mommy--"
Saint menggeleng ribut.
"Bukan, mommy tidak pernah menyebut - nyebut tentang anak lagi." Jelasnya cepat.
"Lalu? Kenapa sayangnya phi ini tiba-tiba menanyakan hal ini? Kalau kau tanya phi,phi tidak memikirkannya lagi sejak phi jatuh cinta padamu dan menerima pernikahan kita ini. Bagi phi,selama bisa bersamamu sudah cukup. Phi ingin kita bersama sampai maut memisahkan kita. Tidak perlu ada orang lagi di antara ki--"

KAMU SEDANG MEMBACA
MY LITTLE BRIDE
Fiksi PenggemarKisah tentang Perth dan Saint yang harus rela di nikahkan karena kehendak kakek Saint yang memiliki hutang nyawa pada kakek Perth, padahal Saint masih duduk di bangku SMP sedangkan Perth berusia dewasa. Ikuti kisah yang terjadi karena kesenjangan m...