18.

920 124 77
                                    

Hallo,maafkan aku menghilang sebulanan ini🙏
Aku nyicil² nulis setiap ada waktu luang,dan ternyata butuh waktu lama untuk menyelesaikan satu chapter saja.
Nunggu kapan rasanya bisa motong untuk nulis bersambung itu loh 🤣

Susah juga ngebangun mood klo nggak dapet² waktu nulis,kadang idenya lagi bagus waktunya mepet,pas waktu banyak idenya malah anyut 😔

Terima kasih untuk yg msh nunggu 😘

Chapter ini menggalau ya,siap - siap aja,kali butuh tisu


Happy reading 🖤❤️

.
.
.
.
.
.
.

Tidak ada yang sesedih Perth setiap kali Saint terluka. Pria tampan itu begitu geram karena ketidakadilan yang selalu dialami oleh pemuda manis pemilik hatinya itu.

Seperti saat ini, dimana Saint tertidur dengan gelisah di pelukannya. Mata tajamnya menatap pedih lebam - lebam yang kembali menghiasi wajah dan tubuh istri kecilnya itu.

Rasanya Perth sudah tidak sabar ingin menghukum orang yang sudah lancang menyakiti Saint itu dengan tangannya sendiri, sayang sekali orang - orang itu sangat lihai menyembunyikan jejaknya hingga sulit untuk dilacak bahkan oleh detektif  berpengalaman seperti pamannya, Reo Tanapon.

Aku tidak mau kau jadi sandsack hidup lagi sayangku. Aku janji ini terakhir kalinya aku melihatmu menderita seperti ini lagi.
Gigi Perth bergemeletuk,murka luar biasa dengan ketidakadilan yang terus menimpa istrinya.

Tangannya mengusap wajah Saint yang kembali dihiasi lebam - lebam hasil karya para penjahat itu.

"Phi... hiks..." Saint merintih dalam tidurnya, sepertinya kesakitan. Lelaki itu segera menarik tangannya dan meraih tubuh istrinya ke dadanya, mendekapnya hati - hati mengingat Saint terluka disana sini.

"P'Perth.." Saint kembali menyebut nama suaminya.

"Phi disini sayang,menjagamu." Perth berucap pedih.

Saint menggeliat, mendesis kesakitan lalu mendesakkan dirinya semakin dalam ke pelukan suaminya.

"P'Perth." Ujar si kecil,memeluk erat pinggang Perth.

Kau benar-benar takut terpisah denganku hm? Tenang saja, setelah ini kita tidak akan berjauhan lagi. Kau akan kugenggam erat dalam pelukanku sampai kau sendiri mengatakan ingin kulepaskan.
Batin Perth, tangannya tak henti mengelus rambut kecoklatan milik Saint lembut.

Ketika Saint terlihat tenang,pria tampan itu meraih ponselnya.

"Bagaimana perkembangan penyelidikannya Ar? Ini sudah terlalu lama. Aku khawatir Saint tidak sanggup lagi bertahan." Tanya Perth langsung begitu orang yang dihubunginya menjawab panggilannya.

Sedikit lagi Perth. Ar sudah mengantongi nama - nama mereka yang terlibat. Tinggal menunggu waktu dan kita akan meringkus mereka, semuanya.

"Terima kasih Ar,semoga tidak lama lagi."

Bersabarlah sedikit lagi Perth.

"Baiklah." Sambil menghela napas Perth menutup telepon,mengusap punggung rapuh Saint yang meringkuk seperti udang di pelukannya. Anak itu tidak mau lepas darinya sedikitpun. Bahkan ketika Perth berniat memperbaiki posisinya supaya lebih nyaman,si remaja bergumam dalam tidurnya dengan gestur menolak.
Jadilah sepanjang malam Perth merelakan dirinya dijadikan guling hidup oleh Saint.


Paginya...

"Phi...." Saint tiba - tiba terbangun,tangannya meraba - raba dengan panik.

Perth segera menangkap tangan itu,menepuknya pelan.

MY LITTLE BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang