15. Maaf, Jika Belum Seturut Yang DiPinta

1.3K 191 228
                                    


4 hal untuk mengapresiasi penulis: pertama Follow, ke dua vote, tiga komen, empat share. Btw, jangan jadi silent reader, ya!

Typo bersebaran harap di maklumi namanya juga manusia. Tapi, jika berkenan tolong di tandai agar nnti bisa di revisi.



"Banyaknya tuntutan terkadang membuat seseorang kehilangan jati dirinya sendiri."


˙❥Happy Reading❥
____________________________


Jean, hanya bisa termenung sembari memainkan pulpennya dengan tatapan kosong ke depan. Entah apa yang sedang laki-laki ini pikiran. Jujur saja, ini baru pertama kali Jean tidak fokus dalam mendengarkan penjelasan dosen di depan.

Sewaktu kemarin malam saat ia ingin ke dapur untuk mengambil minum. Jean tak sengaja melihat pintu kamar Jevian sedikit terbuka. Entah mendapat bisikan setan darimana, sehingga ia mencoba untuk mengintip apa saja yang sedang adiknya itu lakukan di dalam. Karena jujur saja, sudah beberapa tahun ia tak pernah mengetahui apa saja yang adiknya itu lakukan di dalam sana.

Namun, sang netra begitu tak percaya pada saat melihat luka di punggung Jevian yang sudah berdarah-darah. Sungguh apa yang sudah terjadi? Jean benar-benar tidak mengetahui hal ini. Pikiranya kini mulai berlarian, hingga ia baru menyadari pasti hal itu perbuatan ayahnya. Pertanyaanya sekarang, hal apa yang sudah Jevian lakukan hingga ayah membuatnya luka parah?

Awalnya Jean tidak ingin peduli, karena mungkin memang itu konsekuensi yang harus Jevian terima. Namun, pada saat ia ingin kembali berjalan, telinganya tak sengaja mendengar suara isakan yang begitu berat. Sehingga membuat langkahnya kembali terhenti. Jean terdiam beberapa saat, mencoba sekali lagi memastikan apa yang baru saja ia dengar itu benar atau salah. Ia mulai membalikkan badan, lalu berjalan kembali ke kamar Jevian. Ia kembali melirik, namun ia tak dapat melihat begitu jelas. Hingga tak ada opsi lain selain menempelkan telinganya tepat pada pintu.

"Bawa Jev sekarang aja bisa, Ma? Di sini terlalu sakit. Enggak ada yang mengharapkan Jevian juga."

Ucapan Jevian mampu membuat seluruh pikiran Jean terganggu. Hatinya tiba-tiba mencelos sakit. Hingga ia sendiri tak mampu harus mengekspresikannya bagaimana. Dadanya tiba-tiba sakit, seluruh badannya tiba-tiba seperti mati rasa. Jean tidak tahu mengapa ia bisa seperti ini.

JevianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang