bab 19

558 16 0
                                    

Selamat membaca









Satu bulan sudah setelah pernikahan kevin jeon dan Rey leo tapi masih belum ada tanda-tanda jeon dan Leo hamil, bukannya nyonya Aurora memaksa atau bagaimana tapi memang nyonya Aurora susah menunggu momen dimana dia akan menggendong dan bermain bersama cucunya.

Saat ini kedua pasangan itu berada di mension Aurora sesuai keinginan nyonya Aurora.

" Maaf ya kalau bunda terlalu menekan kalian tentang cucu" lirih nyonya Aurora

" Bun, bunda nggak salah kok mungkin karena belum waktunya aja, bunda sabar ya" ucap Leo yang tahu betul kesedihan yang di rasakan sang mertua karena tidak di pungkiri jika Leo juga menunggu kehadiran baby di keluarga kecilnya

" Benar kata Leo Bun, bunda nggak salah kok" imbuh jeon menangkan bundanya



Setengah jam mereka menghabiskan berbincang di ruang tengah namun harus terhenti di saat Leo merasa tidak enak pada perutnya dan berlari ke kamar mandi yang berada di lantai satu dekat dapur. Rey yang melihat istri berlari ke kamar mandi mengejar Leo.

" Dek, kamu kenapa sayang, buka pintunya biar mas masuk" khawatir Rey

" Hoek hoek hoek" suara Leo semakin membuat Rey khawatir

" Dek" teriak Rey di balik pintu

Leo membuka pintu kamar mandi dan menatap Rey dengan wajah pucat dan penglihatan satunya. Sungguh melihat Leo seperti ini membuat Rey semakin khawatir

" Kita kerumah sakit ya sayang, mas khawatir" ucap Rey mengelus pipi gembul Leo

Leo yang tahu ke khawatiran suaminya hanya mengangguk dan membiarkan tubuhnya di gendong ala bridal oleh sang suami. Di ruang tengah semua orang berdiri dan ikut mengantar Leo ke rumah sakit entah lah kenapa semuanya ikut tapi melihat wajah pucat Leo membuat mereka ikut khawatir.

Saat ini Leo lagi di periksa dokter di temani Rey. Selama beberapa menit memeriksa dokter tersenyum dan meminta Leo dan Rey duduk di kursi yang memang sudah di sediakan di ruangan itu.

" Selamat buat mas Leo karena sedang hamil yang memasuki 2 Minggu, dan untuk mas Rey tolong jaga mas Leo jangan biarkan mas Leo stress karena kita tahu sendiri di umur segini rentan untuk keguguran apalagi beberapa Minggu ini sepertinya mas Leo banyak pikiran" jelas sang dokter

Sempat di kelilingi dengan keheningan namun di pecahkan oleh Rey " dok, saya akan lebih memantau dia, terima kasih dok"

Leo dan Rey keluar dari ruangan dokter dan menemui semua keluarga Aurora. Wajah Leo masih pucat karena memang rasa mual dan pusing masih mendominasi dalam dirinya. Rey yang sadar akan kesehatan Leo membawa Leo untuk duduk di kursi yang ada di ruang tunggu.

" Bagaimana, Leo baik-baik saja kan Rey, Leo nggak kenapa-napa kan" tanya sang bunda khawatir karena melihat Leo masih menunduk karena pusing

" Baik Bun, Leo nggak apa-apa, Leo hanya banyak pikiran dan Leo dengan hamil Bun" ucap Rey sembari mengelus punggung sang istri (suami imut)

Pernyataan yang di berikan Rey mampu membuat suasana hening dan mata sang bunda sudah berkaca-kaca karena sebelumnya mereka membahas tentang cucu dan sekarang tuhan sudah mengabulkan keinginan terbesarnya. Sangking bahagia nya bunda langsung memeluk Leo dan berbisik

" Makasih sayang, bunda bahagia, kamu haru jaga kesehatan jangan memikirkan apapun yang bisa membuat kamu kecapekan kalau kamu bosan dirumah kamu bisa telpon bunda dan bunda akan menemani kamu oke"

Tanpa di sadari air mata Leo juga sudah merembas ke pipi gembul dan mengangguk dalam dekapan sang mertua.




Keluarga Aurora sedang berkumpul di ruang tengah setelah kembali ke rumah dari rumah sakit. Leo di perlakukan seperti ratu di rumah Aurora karena apapun tidak boleh di kerjakan seperti sekarang contohnya

" Leo mau kemana jangan terlalu banyak gerak" ucap jeon

" Aku cuma mau ambil air minum je" kembali duduk karena di tarik oleh jeon

" Biar aku saja, kamu lagi hamil jadi nggak boleh banyak gerak"

" Nggak gitu juga je, aku dari tadi belum ada gerak Loh kalau aku nggak gerak bisa-bisa aku mati rasa dan malah susah nantinya" menatap punggung jeon yang sudah pergi ke dapur tidak menghiraukan perkataanya

" Bun, masa dari tadi aku nggak gerak, pegal bunda" rengek Leo ke nyonya Aurora

" Yang di bilang jeon benar sayang, kamu saat ini hanya butuh istirahat" final sang bunda

" Mas" kali ini Leo menatap Rey yang baru turun dari kamar mereka

" Kenapa, kamu butuh sesuatu" Rey duduk di samping Leo

" Nggak, cuman aku hanya ingin jalan-jalan bentar tapi di larang jeon sama bunda" adu Leo manja yang membuat satu ruang tamu mengulum senyum karena gemes dengan Leo

Jeon kembali dan meletakkan gelas yang berisi air minum yang di minta Leo, jeon menatap Rey tajam " jangan ajak Leo ke luar dulu dia butuh istirahat" final jeon yang langsung duduk di dekat suami gantengnya Kevin








Setelah perbincangan tempo hari jeon dan Rey menemui dokter untuk menanyakan tentang jalan-jalan apa di perbolehkan saat hamil dan mereka mendapatkan jawaban bahwa jalan-jalan tanpa merasa capek di perbolehkan Malah itu akan membantu perkembangan bayi karena pergerakan kecil akan membuat sang bayi tidak jenuh.

Semenjak saat itu lah Leo di perbolehkan mengerjakan kegiatan kecil yang tidak akan membuat Leo kecapekan dan selama hamil Leo kuliah online karena permintaan sang bunda dan mereka semua harus tinggal di rumah utama keluarga Aurora tanpa terkecuali.


Seperti saat ini mereka semua sedang makan malam yang dibuat oleh bunda dan jeon. Untuk jeon sendiri belum ada tanda-tanda kehamilan karena memang mereka tidak periksa dan jeon juga tidak merasakan mual atau sebagainya. Tapi karena Leo sedang hamil jadi jeon tidak terlalu memikirkan dirinya karena jeon terlalu sibuk dengan Leo dan baby dalam perutnya.

" Le, Habis makan kita jalan-jalan di tanam depan yok nggak keluar pagar kita" ajak jeon yang langsung di angguki Leo

" Jangan jauh-jauh nanti Leo kecapekan sayang" ujar Kevin karena memang semua orang di keluarga Aurora sangat menjaga Leo

" Iya kak, aku nggak bakal biarin Leo kecapekan soalnya ada baby hehe" Kekehan di akhir kalimat jeon membuat Kevin ingin memakan Sang istri

" Untung lagi depan keluarga kalau nggak usah habis kamu dek" batin Kevin

Mereka semua sarapan bersama namun harus berhenti lagi karena kevin mendapatkan telpon dari tangan kanannya dan mengabari bahwa transaksi mereka di gagalkan oleh beberapa orang berpakaian serba hitam, semua barang transaksi mereka di hancurkan dan beberapa di ambil.











Terima kasih






Jangan lupa vote dan komen

for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang