bab 7

751 41 0
                                    

Selamat membaca



Jeon dan kevin sekarang duduk di sofa mension Kevin sembari memeluk tubuh kekar milik Kevin, sesekali jeon membenamkan kepalanya di dada bidang Kevin seperti sekarang ini, jeon memeluk Kevin dan membenamkan wajahnya di dada bidang Kevin. Jeon menarik tangannya untuk menyentuh dada bidang jeon secara abstrak dan mendongak melihat wajah Kevin.

" Apa kamu mencintaiku" pertanyaan yang terlontar kan begitu saja dari mulut mungil jeon berhasil membuat Kevin menegang

" Kenapa diam, apa aku salah bertanya seperti itu, jika iya maafkan aku tapi kalau boleh jujur aku sangat mencintaimu meskipun aku yakin pekerjaan yang kamu lakukan sangat berbahaya seperti keluargaku" jeon tersenyum dan mencium sekilas pipi Kevin sebelum berdiri

" Aku akan menjauh darimu jika jawabanmu penolakan tapi aku akan tetap disisi mu apapun yang terjadi jika kamu menerimaku, just for you not another" menatap Kevin

" Dan jika saat ini kau menolak ku maka ini pertemuan terakhir kita karena mungkin besok aku tidak akan tinggal disini lagi" lanjut jeon

" Aku akan menunggu jawabanmu besok sebelum aku berangkat ke kampus karena besok adalah hari keputusan yang harus kamu buat dan kesempatan terakhir untuk bertemu denganku" jeon tersenyum dan berjalan menuju pintu mension Kevin

Kevin masih terdiam di tempat tidak bisa berkata-kata bahkan menggerakkan tubuhnya saja susah. Beberapa menit berlalu dan menatap punggung jeon yang mulai hilang dari pandangannya.


Seperti yang di katakan jeon kemaren, sekarang Kevin sudah berada dirumah jeon dan menatap kedua orang tua jeon untuk meminta restu melamar jeon.

" Maaf nyoya, tuan saya menganggu waktu pagi kalian, saya tahu ini di luar perjanjian kita tapi saya tidak bisa menunggu lagi karena jeon mengatakan kepada saya jika saya tidak mengatakan yang sebenarnya saya tidak akan pernah bertemu dengannya lagi" jelas Kevin dengan raut wajah takut

" Maksud kamu apa Joshua, saya tidak mengerti" terlihat jelas kerut di dadi tuan Aurora

" Saya ingin kalian semua merestui hubungan kami dan segera menikahkan saya dengan jeon" menatap berharap kepada orang tua jeon

" Bukankah perjanjian kita sampai jeon tamat kuliah tapi kenapa sekarang mendadak seperti ini" tanya Alex yang baru turun dari lantai 2

" Adek Lo ngancam gue, dia bakal pergi dari negara ini jika gue nggak bilang yang sebenarnya sama dia dan dia juga ngancam gue untuk mengatakan kemaren adalah pertemuan terakhir gue jika pagi ini gue nggak mengatakan yang sebenarnya, akh apa yang harus gue lakukan" frustasi Kevin

" Lo yakin jeon mengatakan itu" selidik Alvin yang juga baru turun bersama Rey

" Emang Lo pernah ngeliat gue se frustasi ini ha" sedikit meninggikan suaranya

" Yang di bilang Kevin benar, aku akan pergi ke luar negeri untuk selamanya jika dia menolak penawaran aku kemaren dan itu juga berlaku untuk ayah, bunda dan Abang" jeon duduk di dekat kevin, khawatir melihat wajah frustasi Kevin

Semua orang menegang mendengar penuturan dari jeon, seketika mereka bungkam dan tidak bisa bergerak. Karena tidak ada yang ingin menjawab jeon kembali bersuara

" Aku akan menunggu sampai jam 8 tepat, itu 5 menit dari sekarang jika tidak ada yang akan menjawab maka aku putuskan itu sebuah penolakan dan aku akan ke kampus mengurus surat pindah ku karena untuk yang lainnya sudah beres" tegas jeon

2 menit berlalu masih tidak ada jawaban, Kevin sudah mulai gelisah dan menatap memohon kepada kedua orang tua jeon tapi mereka masih mematung tidak mengerti apa yang harus mereka lakukan

" Waktu kalian tinggal 2 menit lagi" jeon kembali berbicara

Wajah frustasi Kevin semakin kalut dan beberapa saat setelahnya Kevin kehilangan kesadarannya. Jeon yang mendapati Kevin oleng dengan sigap menangkap tubuh Kevin dan membaringkannya di paha jeon. Jeon menatap kedua orang tuanya bergantian sebelum kembali menatap Kevin yang sudah menutup matanya.


Sebuah tangan menggoyangkan tubuh Kevin membuat mata Kevin yang awalnya tertutup mulai terbuka secara berlahan dan terdapat seorang cowok manis banget menatap Kevin dengan tatapan teduh, cowok itu tersenyum dan membantu Kevin untuk duduk.

" Joshua kenapa" tanya cowok itu lembut

" Aku nggak apa-apa, kamu siapa, aku dimana, jeon mana" pertanyaan beruntun keluar dari mulut Kevin

" Joshua lagi di rumah bunda, Joshua sedang bersama bunda sayang" sembari ngelus kepala Kevin

" Bunda" Kevin mengernyitkan tidak paham

" Iya bunda, joshua lupa dengan bunda, yah padahal bunda ingin banget bawa Joshua Sama bunda dan kita hidup bersama selamanya" jelas cowok itu

" Tapi Kevin masih mau bersama jeon dan bahagiain jeon bunda" rengek Kevin

" Ya sudah, Joshua boleh kembali tapi ingat kunjungi mama yang sering ya" ucap cowok itu sebelum menghilang

Mata Kevin mulai terbuka dan pertama kali yang di lihatnya adalah wajah jeon yang terlihat pucat dan khawatir. Kevin tersenyum melihat jeon masih ada disini bersamanya.

" Vin kamu baik baik saja?, ada yang sakit?, perlu ku panggil kan dokter?" sembari menggenggam tangan Kevin

Kevin menggeleng dan menangkup tangan jeon yang ada di tangannya " aku baik-baik saja, aku hanya bertemu dan bercerita dengan bundaku" jawab Kevin dengan tatapan sendu

" Aku akan menjaga kamu dan membahagiakan kamu seperti apa yang aku janjikan dengan bunda" batin Kevin setelah teringat kembali dengan pembicaraannya dengan bundanya.





Thanks

Jangan lupa

Like

Komen

for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang