bab 14

431 22 0
                                    

Selamat membaca







Setelah mendengar penjelasan dari jeon Rey langsung masuk kamar mengambil kunci motor dan jaketnya untuk mencari keberadaan Leo yang tentu saja dengan bantuan Alvin dan alex. Jeon tidak lupa juga mengubungi Kevin yang tentu saja Kevin ikut mencari Leo karena Kevin tahu siapa Leo untuk jeon.

Pencarian mereka belum membuahkan hasil dan jam sudah menunjukkan jam 4 dini hari yang menandakan mereka tidak ada yang tidur malam itu. Pencarian tetap berlanjut dengan bantuan dari teman-teman Kevin yang juga memiliki pekerjaan sama dengan dirinya.

Rey yang memang dari awal hanya mencari sendiri terus mencari tanpa tahu tujuannya kemana dan entah kenapa terbesit dalam benak Rey untuk kembali kerumah Leo dan benar saja setelah motornya terparkir rapi di seberang jalan rumah Leo, Rey melihat Leo sudah terkulai lemah di depan gerbang sembari menggenggam segepok uang yang sudah di pastikan itu hasil dari menjual dirinya.

Rey tidak berniat membantu Leo dia terus melihat apa yang akan terjadi setelah ini kepada leo. Beberapa kali Leo mencoba menekan bel di gerbang rumahnya dan akhirnya seorang paruh baya keluar dan menatap tidak suka akan kehadiran Leo disana tapi detik berikutnya lelaki paruh baya tersebut merebut uang yang ada di rengkuhan Leo dan mendorong Leo menjauh dari gerbang rumahnya

" Sana kau pergi dasar jalang murahan, kau sudah hamil tapi kau masih saja menjual dirimu kepada mereka, dasar jalang murahan" lelaki itu menutup gerbang meninggalkan Leo yang menangis sesegukan sembari mengelus perutnya

" Maaf kan aku karena malam ini aku tidak bisa bisa memberikan makan untuk mu, ayo kita kembali pulang" Leo bangun dan berjalan tertatih.

Rey masih enggan untuk membantu dan mengikuti Leo berjalan dan sampailah mereka di sebuah rumah susun yang bisa di katakan tidak layak huni untuk orang yang sedang berbadan dua seperti Leo.

Leo menaiki tangga yang menghubungkan dari lantai satu ke lantai berikutnya dan ya masih dalam pandangan rey, Rey mengikuti leo sampai di lantai 4. Leo masuk namun pintunya tertahan oleh seseorang dan orang itu menatap dingin kearah Leo yang menatapnya dengan tatapan takut.

Rey, ya Rey yang menahan pintu Leo dan sedikit mendorong pintunya agar dia bisa masuk kedalam rumah yang di huni Leo, bukan rumah melainkan ruangan kecil untuk berteduh dari hujan dan teriknya matahari.

Leo mengikuti Rey yang sudah masuk kerumahnya dengan tidak ada sopan santunnya, Rey duduk di kursi yang biasa di gunakan Leo untuk sarapan dan aktivitas lainnya.

Beberapa menit mereka di kelilingi dengan keheningan tidak ada yang mau membuka pembicaraan.

" Apa kau akan diam saja" tanya Rey dingin

" A..apa maksud mu, kenapa aku yang harus berbicara, bukannya kau yang masuk kerumah ku tanpa izin" sedikit gemetar dan takut yang dirasakan Leo karena Rey tidak pernah bersikap sedingin ini dengannya sebelumnya

" Jadi kau akan terus menjual dirimu kepada orang asing dan memberikan uang itu kepada ayah sialan mu itu" bentak Rey dengan nada dingin

Leo tersentak kaget mendengar penuturan Rey, dari mana Rey tau?, Siapa yang mengatakan nya?, Banyak pertanyaan yang keluar di dalam kepala Leo yang membuat dia tidak bisa menjawab pertanyaan Rey.

" Apa ini jalan yang mau" tanya Rey sekali lagi namun kali ini dia sudah berdiri membelakangi ku

" Hiks" pecah sudah air mata yang sedari tadi Leo tahan, Leo sudah tidak sanggup lagi menahan nya apalagi setelah Rey mengatakan ini kemauannya, Leo tidak pernah mau menjalani hidup seperti ini apa lagi dia tahu bahwa dia seorang male pregnancy, mana mungkin dia mau orang asing menjajal tubuhnya dengan tangan mereka tapi apa lah daya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan paksaan dari sang ayah jadilah seperti ini hidup Leo akhirnya. " Aku hiks tidak pernah hiks ingin hiks seperti ini hiks, aku benci hiks hidup ku, aku benci kau tahu" teriak Leo di akhir kalimatnya.

Terdengar kekeh remeh dari mulut Rey " jika kau tidak mau seharunya kau bisa melawan kau laki-laki bukan perempuan yang di pandang lemah oleh orang lain, kau laki-laki yang seharunya bisa melindungi dirimu sendiri jikapun tidak bisa kau bisa katakan pada jeon, jeon sahabat idiot" sentak Rey yang kini kembali menatap Leo dengan tatapan tajam seolah ingin membunuh Leo saat ini juga

" Aku tidak mungkin meminta bantuan jeon jika dia saja dalam keadaan sakit" lirih Leo

" Lalu selama ini kau anggap apa saya dan keluarga saya, kami sudah menganggap kamu keluarga kami semenjak kamu masuk dalam kehidupan jeon kau tahu itu Leo" masih menahan amarahnya Rey berjalan dan mendongak kan kepala Leo agar menatapnya " kau tahu seperti apa jeon saat ini setelah kau meninggalkan dia di cafe tadi ha, kau tahu gimana keadaannya" teriak Rey " dia khawatir sampai dia terus meminta kami untuk mencari dan membawa kau ke hadapannya dengan selamat tapi saat saya melihat kau seperti ini saya tidak mungkin  membawa kau karena kau baik-baik saja hanya rasa khawatir jeon yang terlalu berlebihan bukan"

Saat Rey ingin pergi meninggalkan Leo, Leo bersujud sembari memegang kaki Rey
" Please kak bantu aku, aku tahu ini terlambat tapi aku masih ingin menjalani kehidupan ku seperti biasa tanpa ada rasa takut, please" isakan Leo terus terdengar.











Rey menunduk mensejajarkan tubuhnya dengan Leo yang masih menangis dan menariknya ke dalam pelukan. Rey mengelus punggung Leo sembari mencoba menenangkan sahabat adiknya itu. Jika di tanya bagaimana perasaan Rey maka jawabannya sakit, sakit saat melihat orang yang di sukai menangis dan hidupnya di ambang kehancuran, suka ya Rey sudah suka sedang Leo namun mencoba menghilangkan nya dengan menghindari Leo namun saat tadi mendengar penjelasan jeon membuat Rey kehilangan akal dan langsung pergi mencari Leo.

" Sudah jangan menangis lagi, mulai sekarang kau adalah tanggung jawab mu namun sebelum itu saya harus tahu apa kamu menjual tubuhnya tanpa atau menggunakan pengaman" entah apa yang di pikirkan Rey namun Rey sangat ingin tahu itu

Leo menggeleng kan kepalanya yang membuat Rey melepaskan pelukannya, Leo menatap Rey yang tidak lagi melihat kearah nya.

Rey kembali berdiri yang diikuti Leo, Leo tahu Rey pasti salah paham dengan apa yang di lakukan Leo barusan. Leo menarik tangan Rey dan membawanya kembali duduk agar lebih nyaman menjelaskan nya. Rey tidak menolak tapi hatinya masih sakit dengan jawaban yang di berikan Leo.

" Aku" Leo menggantung ucapannya dan menatap wajah Rey yang menegang.


Thank you

Jangan lupa vote and komen

for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang