bab 21 tamat

857 28 9
                                    

Selamat membaca






Setelah acara mengobati luka, sekarang Leo dan jeon duduk di depan suami, saudara dan orang tua mereka. Mereka duduk di ruang keluarga.

" Apa kalian mau diam seperti ini" sudah diam begitu lama akhirnya jeon buka mulut karena jengah dengan kesunyian

" Kami nggak tau harus ngomong apa jika kami nggak tau apa yang salah" Kevin menjawab pertanyaan jeon

" Kalian yakin nggak tahu apa yang ingin kami berdua tahu, kalian pikir kami nggak tau apa yang terjadi, meski kami hanya di rumah atau cuman sebagai menantu disini saya juga punya hak untuk tahu atau memang saya nggak pernah bisa masuk dalam keluarga ini" kecewa Leo

" Bukan begitu sayang, ini hanya masalah kecil" jelas Rey

" Masalah kecil namun berakhir dengan begini dan kebakaran, jika masalah kecil nggak mungkin bunda dan ayah ikut turun tangan" bentak Leo, Leo meninggalkan ruang keluarga dan masuk ke dalam kamarnya dengan Rey.

Jeon yang masih duduk di ruang tamu meminta Rey menemui Leo dan langsung di ikuti Rey.

Sepeninggalan Rey dan leo, jeon menatap suami, orang tua dan saudaranya " kalian tahu apa yang salah dengan yang kalian, kalian menutupi sesuatu hal besar dari menantu kalian, kalian nggak mikir gimana takut, khawatir dan kecewa Leo saat tau kalian menutupi ini semua dari nya"

" Bukannya ingin menyembunyikan ini dari kalian tapi kami takut jika kami bilang sebelum selesai kalian berdua akan bersikeras untuk ikut, apalagi sekarang leo lagi hamil, kamu harus ngerti itu je" kevin menatap jeon dengan tatapan teduh

" Lalu dengan mikirin kalian nggak tahu kabar itu tidak akan membahayakan bayi Leo, iya" sentak jeon

" Turunkan suaramu dnegan suami mu jeon" emosi sang bunda

Jeon yang sadar kesalahannya menunduk dan meninggalkan ruang keluarga.

Di kamar Rey dan Leo, Rey masuk dan melihat Leo menunduk menangis dengan lutut yang tertekuk. Rey mendekati Leo dan duduk di pinggir kasur.

Saat Rey ingin memeluk Leo namun terhenti saat mendengar suara Leo

" Jangan mendekat sedikit pun jika kamu tidak pernah menganggap aku ada disini"

" Jangan berbicara seperti itu Leo, kami istri mas, nggak mungkin mas jauh dari kamu" jelas rey

" Jika memang aku istri mu maka kenapa kalian diam dan membiarkan aku dan jeon duduk dirumah dengan rasa khawatir dan nggak tau apa yang terjadi, kita bersumpah akan selalu terbuka dan saling menjaga bukan saling menutupi seperti ini" Leo mengangkat kepalanya dan menatap Rey dengan mata sembab

" Kami diam karena menjaga kamu dan baby agar nggak mikir kejauhan tapi jika seperti ini maka pilihan kami salah"

" Begini, bunda meminta aku agar tidak memberi tahu mu atau jeon karena bunda tahu kalian akan bersikeras untuk ikut andil dalam hal ini bukan,bunda nggak mau menantu dan anaknya harus ikut dalam dunia hitam yang di ikuti ya, aku minta maaf jika kamu merasa tidak di anggap disini padahal kami sangat ingin menjaga kamu dan jeon" sambung Rey

Leo menatap Rey dengan tatapan sedih dan merasa bersalah karena menganggap keluarga Aurora tidak menganggapnya " maaf mas, aku hanya takut saat melihat kalian pulang dengan keadaan seperti ini" Leo menunduk

Rey tersenyum dan menarik Leo ke dalam dekapannya " sssttt jangan mikir aneh lagi nanti baby ikut sedih Loh" Rey mengelus perut sang istri, Leo menyenderkan kepalanya di dada sang suami menikmati elusan di perutnya.

Lain dengan Rey dan Leo, lain juga dengan jeon dan Kevin di kamar meraka. Kevin masuk dan melihat jeon duduk di pinggir kasur. Kevin mendekati jeon dan duduk di sebelahnya.

" Apa yang kamu pikirkan"

" Tidak, maaf aku berteriak kepadamu tadi hiks" pecah sudah tangis jeon

Kevin menarik jeon ke dalam pelukannya, Kevin mengelus kepala sang istri " kenapa menangis, aku sudah memaafkan mu kamu nggak salah jika khawatir tapi bukan dengan cara seperti tadi jangan di ulangi lagi, oke"

" Hiks maaf aku sudah hiks membentak mu hiks" jeon masih menangis dalam pelukan Kevin.

Kevin tersenyum dan melepaskan pelukan mereka, Kevin menangkup wajah sang istri dan tersenyum teduh " susah jangan menangis lagi, nanti aku ikut sedih Loh" canda Kevin

Jeon tersenyum dan duduk di pangkuan sang suami, jeon menyembunyikan wajahnya di belahan leher sang suami. Kevin memeluk pinggang sang istri agar tidak terjatuh.

Malam harinya keluarga Aurora sedang makan malam dengan suasana yang sunyi dan hening hanya dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring yang mereka gunakan.

Selesai dengan makan malam, keluarga Aurora duduk di ruang keluarga bukan tanpa alasan tapi saat makan tadi Leo dan jeon meminta untuk berkumpul di ruang keluarga.

" Ada apa" ayah jeon bertanya

" Ayah, bunda, Abang dan juga Kevin, Jeje salah tadi sudah membentak kalian tapi Jeje nggak bakal minta maaf untuk yang lain karena kalian juga salah sudah menyembunyikan masalah sebesar ini" jelas jeon

" Leo juga minta maaf karena bersikap kekanak-kanakan seperti tadi" Leo menunduk

Bunda yang melihat anak dan menantu nya ikut bisa merasakan apa yang mereka rasakan tapi mau gimana lagi karena bunda memang nggak mau anak bungsu dan menantunya ikut jalan dia dan suaminya.

" Bunda mengerti apa yang kalian lakukan tapi jangan pernah mengambil kesimpulan sendiri jika belum tahu apa yang terjadi" ucap sang bunda

" Iya Bun, kami berdua hanya khawatir saat melihat bunda menghubungi bg Alvin dan pulang dengan keadaan seperti tadi, aku juga merasa nggak berguna di rumah ini" jelas Leo

" Leo sayang, bunda, ayah ataupun saudara kamu nggak pernah Menganggap kamu nggak berguna, bunda hanya ingin kamu dan baby sehat tanpa berfikir apapun tentang yang lain"

" Iya Bun, maafkan Leo yang terlalu kekanak-kanakan" tunduk Leo

Bunda menarik Leo kedalam pelukannya dan mengelus kepala sang menantu " bunda nggak pernah menganggap leo kekanak-kanakan karena bunda tahu dan pernah ada dalam kondisi kalian saat ini"

" Terima kasih bunda" Leo tersenyum manis

Setelah pembicaraan itu semua orang kembali dalam suasana damai.






Tamat

Maaf kalau tamatnya nggak jelas karena aku terlalu buntu untuk melanjutkan nya, jika nanti ada lagi ide akan ada bonus chapter tapi jika tidak mungkin sampai disini saja, bye

Thanks you very much

Don't forget vote and komen

for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang