bab 2

1.3K 96 0
                                    

Hai

Jangan lupa dukungannya

Selama membaca hehe






Pagi yang cerah jeon bangun dari tidur dan melihat bundanya masih tertidur pulas. Jeon turun dan masuk ke kamar mandi yang ada di kamar bundanya. Beberapa menit di dalam kamar mandi jeon keluar dengan menggunakan bathrobe dan pergi ke kamarnya untuk melihat tuan Kevin yang di bantu tadi malam.

Jeon membuka pintu kamarnya dan memperlihatkan tuan Kevin duduk di kasur sambil bersandar di headboard. Jeon masuk dan duduk di pinggir kasur king size miliknya.

" Anda sedang apa tuan, apa anda butuh sesuatu"

" Tidak, saya hanya ingin mandi tapi tubuh saya masih sangat sakit"

Jeon beranjak dari kasur miliknya dan masuk ke kamar mandi mengambil handuk kecil dan mangkok berisi air. Jeon keluar dan kembali duduk di kasur dan menaruh mangkok berisi air di atas nakas yang ada di pinggir kasurnya.

" Biar saya bantu, anda belum boleh mandi jika masih seperti ini jadi saya akan membersihkan tubuh anda seperti tadi malam" jeon membuka kancing piyama yang di gunakan tuan kevin

Kevin tidak menjawab perkataan jeon, Kevin membiarkan jeon membuka bajunya dan membersihkan tubuhnya. Jeon membersihkan tubuh Kevin dengan sangat telaten dan tidak lupa mengganti perban luka Kevin. Setelah semuanya selesai jeon kembali ke kamar mandi untuk menaruh mangkok dan handuk yang di gunakan jeon.

Jeon keluar kamar mandi dan mendapati Kevin yang kesusahan menggunakan baju yang tadi sudah di siapkan jeon. Tanpa jeon sadari dia tersenyum dan berjalan mendekati Kevin dan membantu Kevin menggunakan bajunya.

" Jika tuan tidak bisa jangan sungkan minta tolong"

" Saya hanya ingin mencobanya sendiri" Kevin menatap jeon yang masih sibuk membantunya memasang baju

" Oke oke tapi jika tidak bisa lebih baik minta tolong bukan dari pada menyusahkan diri sendiri" jeon menatap mata Kevin setelah selesai memasang baju Kevin

Mata mereka cukup lama saling memandang, jeon lebih dulu memalingkan wajahnya dan meninggalkan Kevin di kamar. Jeon ke lantai 1 dan memasak di dapur. Jeon sangat suka memasak dan hampir tiap pagi jeon bantu bundanya memasak untuk keluarga mereka.

Sarapan sudah siap dan jeon ke kamar bundanya untuk membangun bunda kesayangan nya. Jeon juga ke kamarnya untuk membantu Kevin menuruni tangga agar sarapan bersama.

Mereka bertiga sudah di meja makan dan menyantap sarapan yang sudah di siapkan jeon.

" Bun hari ini je pulang telat ya soalnya je ada kegiatan di kampus" ucap jeon sembari berdiri membersihkan bekas sarapan mereka

" Tapi jangan pulang terlalu malam, ayah sama Abang belum pulang" bunda jeon mengingatkan jeon

" Siip bunda, oh ya tuan Kevin, apa anda akan menginap disini atau kembali ke rumah" ucap jeon berjalan menuju ke wastafel

" Saya akan kembali karena ada beberapa hal yang harus saya kerjakan, terima kasih nyonya Aurora dan tuan muda jeon atas kebaikan hati kalian" ucap Kevin sembari menundukkan kepalanya

" Tunggu bagaimana anda tahu saya nyonya Aurora"

" Siapa yang tidak kenal nyonya Aurora, wanita yang sangat di kagumi di dunia permodelan dimasa anda muda dan sampai sekarang nama anda masih menjadi pedoman pemodel baru" Kevin tersenyum

" Tapi saya belum memperkenalkan diri saya kepada anda" bunda jeon masih bingung

" Singkatnya saya pernah bertemu dengan anda dan tuan Aurora di salah satu pertemuan perusahaan besar di Prancis beberapa bulan yang lalu"

" Oh kamu salah satu teman bisnis suami saya begitu"

" Bisa di bilang seperti itu" Kevin tersenyum "nanti"  tambah Kevin di dalam hatinya

" Ya sudah Bun, je pergi dulu dan tuan Kevin saya pergi dulu, bye bunda" jeon mencium pipi bundanya dan hampir saja mencium pipi Kevin " eh maaf saya tidak bermaksud apa-apa saya hanya sudah terbiasa mencium pipi orang di rumah" jeon menjauhkan wajahnya dari wajah Kevin

" Maafkan anak bungsu saya, dia memang seperti itu"

" Tidak masalah nyonya lagian dia tidak jadi mencium saya" ucap Kevin santai

Jeon meninggalkan bunda dan Kevin. Jeon memegang pipinya yang sudah merona merah. Jeon sesekali memukul wajahnya karena malu.

" Ada apa denganku, kenapa jantungku berdetak begitu cepat saat membayangkan wajah tuan Kevin, aduh jangan sampai deh kalau iya bisa mampus aku sama Abang" monolog jeon

" Tapi, aduh gimana ini, aku harus gimana, nggak mungkin aku suka sama dia padahal aku yakin dia bukan orang biasa, jika dilihat dari luka di tubuhnya, aku yakin dia bukan orang biasa dan kemungkinan besar juga dia anggota mafia seperti ayah adan Abang dan juga bunda" monolog jeon lagi

" Sudah lah, aku harus ke kampus, aku ada kuliah pagi" jeon berjalan ke halte dekat rumahnya.

Di perjalanan jeon sibuk mendengar lagu yang didengarkan melalui earphone yang terpasang di telinganya.

Jeon sampai di depan halte dekat kampusnya. Jeon berjalan beberapa menit sebelum sampai di kampus. Jeon menelusuri koridor kampus untuk mencapai kelas yang akan di ikuti pagi ini.

Klek

Bunyi pintu yang di buka jeon. Semua mata tertuju kepada jeon yang baru masuk dan tersenyum kepada semua orang yang ada di kelas. Mereka membalas senyuman jeon. Jeon berjalan ke kursi yang ada di dekat jendela dan menaruh tasnya di sana sebelum seseorang duduk di sebelah jeon

" Hai boleh saya duduk disini" ucap orang itu

Jeon menoleh dan mengangguk

" Terima kasih" orang itu duduk di sebelah jeon

" Santai, lagian ini bukan kursi saya" ucap jeon ramah

" Saya akan menjaga dia seperti yang tuan muda katakan, tuan muda tenang saja"  batin orang yang duduk di sebelah jeon



Terima kasih

Maaf kalau typo

for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang