bab 12

461 27 0
                                    

Selamat membaca







Cahaya mentari menerobos masuk ke dalam celah kamar dua insan yang masih tertidur pulas. Salah satu dua insan tersebut sedikit terganggu dan mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.

Jeon tersenyum melihat wajah polos Kevin saat tertidur, begitu menawan dan dapat membius siapa saja yang melihatnya, jeon menatap dan mengarahkan tangannya ke wajah Kevin. Kevin yang terganggu tidurnya karena jemari jeon yang menyentuh wajahnya.

" Kenapa, ada apa, hmm" tanya Kevin

Jeon tersenyum " bukan apa-apa, aku hanya sedang melihat masa depanku yang tertidur seperti bayi" jelas jeon membenarkan posisi duduknya

" Benarkah, apa aku seperti bayi" ikut duduk di tempat tidurnya

Jeon mengangguk dan menaruh kepalanya di dada bidang Kevin sembari memeluk pinggang Kevin posesif.

" Hei, ada apa ini, kenapa memelukku seperti akan di tinggalkan saja" kaget Kevin

Jeon menggeleng " biarkan seperti ini beberapa saat kedepan, aku masih ingin memeluk mu sebelum aku kembali kerumah sakit karena aku belum di perbolehkan pulang, tadi malam aku kabur hehehe" jelas jeon

" Dasar anak nakal, cepat mandi kita kembali ke rumah sakit agar kamu cepat sembuh dan kembali kuliah sekaligus kita persiapkan acara pernikahan kita oke" Kevin menangkup wajah jeon

Jeon tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Jeon dan Kevin mandi bergantian dan kembali kerumah sakit yang di sana sudah ada keluarga jeon.

Dokter yang merawat jeon pun hanya menggelengkan kepala melihat pasiennya kabur dari rumah sakit dan sekarang kembali lagi seolah tidak ada yang terjadi.

" Sudah puas kaburnya" tanya Alex

" Sebenarnya belum bang tapi karena dia meminta aku kembali ya sudah mau gimana lagi aku harus kembali, bukan begitu Joshua" jeon menatap Kevin

" Jangan pernah memanggil nama itu, mengerti" jawab Kevin dengan ekspresi datarnya

Kevin tidak menyukai orang terdekatnya memanggil Joshua karena panggilan itu hanya untuk orang-orang di dunia mafia atau bisnisnya. Sedari awal Kevin memperkenalkan dirinya kepada jeon itu memang sudah memiliki rencana untuk mendekati jeon namun belum se yakin sekarang yang memilih untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.

Kehidupan Kevin memang belum di ketahui jeon secara keseluruhan namun entah kenapa hati jeon memilih Kevin untuk menjadi masa depannya. Jika saat ini jeon ingin menanyakan masa lalu bahkan kehidupan Kevin maka Kevin akan menjelaskan nya namun jeon tidak memikirkan itu karena jeon tahu masa lalu Kevin akan sangat mengganggu mentalnya terutama tentang cewek yang datang tadi malam ke mensionnya.

" Kau memang anak bandel je" ucap Rey

" Haha, bang apa Leo ada menghubungi Abang" tanya jeon

Rey menggelengkan kepalanya, jeon mengangguk sebagai balasannya. Anggota keluarga jeon yang lain juga mengangguk paham dengan jawaban Rey.

Alasan kenapa semua anggota keluarga jeon tidak ada yang bingung kenapa jeon menanyakan perihal Leon kepada Rey, ya karena mereka tahu bahwa Leo suka kepada Rey namun Rey cuek dan tidak peduli. Entah apa yang di rasakan Rey untuk Leo yang tahu hanya Rey dan tuhan yang tahu yang lain entahlah.







Dua hari berlalu setelah kaburnya jeon kerumah Kevin dan sekarang jeon sudah kembali ke kampus dan beraktivitas seperti sebelumnya. Jeon masuk ke pekarangan kampus setelah di antarkan oleh ketiga abangnya. Meskipun sebentar lagi jeon akan menikah namun sikap overprotektif ketiga abangnya tidak berkurang malahan semakin menjadi jadi seperti yang terjadi tadi pagi.

Saat jeon akan pergi ke kampus mereka bertiga berdebat siapa yang akan mengantarkan jeon namun saat jeon bilang akan pergi sendiri mereka membantah perkataan jeon dan berakhir mereka mengantar jeon bertiga. Bukan satu mobil tapi hanya jeon dengan Alvin yang satu mobil sedangkan Rey dan Alex dengan motor mereka masing-masing.

" Je" panggil seseorang dari bekalang jeon, jeon menoleh dan tersenyum kepada sahabat kecilnya yang tidak pernah datang ke rumah saat dia di rawat.

" Hai le, kemana aja Lo, kenapa nggak jengukin gue, padahal gue kangen tahu sama Lo tapi ya sudahlah gue senang liat Lo disini sekarang" jeon tersenyum

Leo tersenyum seadanya, entah apa yang terjadi dengan Leo namun senyum yang biasanya tidak seperti saat ini, senyum Leo Yang sekarang seperti senyum paksa dan ada kesedihan dan ketakutan di dalamnya sorot matanya. Bukan hanya senyum dan sorot mata Leo yang berubah namun sikap leo pun berubah. Leo yang biasanya black blakan sekarang menjadi pendiam dan irit bicara.

Jeon menaruh curiga dengan Leo namun tidak berani juga menanyakan apa yang terjadi karena jeon tahu Leo bukan orang yang akan memendam masalahnya sendiri jika itu memang sudah tidak bisa dia kendalikan. Jeon berusaha bersikap biasa agar Leo juga bisa bersikap biasa.

" Ya udah kita masuk kelas yuk, bentar lagi kelas kita akan di mulai, jangan sampai telat dengan dosen yang satu ini" di akhiri cengiran oleh jeon

Mereka masuk ke kelas namun di kelaspun Leo masih diam dan tidak berbicara, saat dosen bertanya pun leo tidak menjawab.

" Leo" panggil dosen dengan suara besarnya

Leo kaget dari lamunannya dan menatap dosen yang sudah berteriak kepadanya " ya...ya pak" tanya jeon gugup

" Ada apa denganmu, kenapa kau melamun di kelas saya" dosen itu berjalan kearah Leo

" Maaf pak, saya sedang tidak enak badan" Leo menundukkan kepalanya

" Sekali lagi anda tidak memperhatikan kelas saya, saya tidak akan memberikan nilai kepada anda, mengerti" tegas dosen tersebut

" Baik pak, maafkan saya Sekali lagi pak, maaf" Leo kembali duduk dan melanjutkan pelajaran meskipun dia terpaksa melakukannya.





Thank




Maaf kalau banyak typo





Jangan lupa





Vote




Komen agar aku bisa memperbaiki tulisan ataupun bahasa yang kurang tepat




Bye

for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang