Selamat membaca
Masih di dalam ruangan inap Kevin, ada jeon dan Kevin sedangkan orang tua jeon sudah kembali ke rumah itupun karena paksaan dari jeon.
Jeon duduk di sebelah Kevin sembari menyuapi Kevin makan malam.
" Udah je" menahan tangan jeon
" Sekali lagi, setelahnya tidak" masih menyodorkan sendok ke mulut Kevin
Kevin menutup mulutnya dan menggeleng ribut. Jeon menghela nafas pelan dan menaruh mangkok di atas nakas di samping tempat tidur Kevin.
" Sekarang tidur" perintah jeon
" Tidak" menggeleng ribut
" Why" menatap heran
" I want to see you maybe the last time" ucap Kevin dengan senyum sedih
" Apa maksudmu" menatap tajam Kevin
Kevin tersenyum " bunda memintaku untuk ikut bersamanya" menatap lurus keatas langit ruang inapnya
" Kau" menghentikan ucapannya dan menatap kevin lekat
" Apa kau akan meninggalkan ku" lirih jeon
" Bukan aku tapi kau, karena aku tidak bisa memberikan jawaban kepadamu dan meminta restu kepada keluargamu, maafkan aku" menggenggam tangan jeon
" Apa kau akan menyerah" menatap Kevin
" Bukan menyerah namun membiarkan kamu hidup bahagia" tersenyum teduh
" Jadi kau akan berhenti" matanya mulai berkaca-kaca
" Bukan berhenti je tapi membiarkan kamu bahagia dengan orang yang lebih baik dariku dan bisa di terima orang tuamu"
Entah kenapa pembahasan mereka malam itu membuat jeon kehilangan semangat hidup. Sudah 1 Minggu setelah malam Kevin akan membiarkan jeon bersama orang lain.
Kevin membuktikan omongannya dengan tidak menemui jeon untuk sekedar memberi kabar saja tidak. Untuk sekian kalinya jeon mengirimkan pesan namun masih belum di balas Kevin.
Orang tua jeon juga tidak mengetahui keberadaan Kevin karena semua kontrak kerja di ambil alih oleh sekretaris Kevin.
Melihat jeon yang tidak memiliki semangat hidup orang tua dan bahkan kakak jeon dengan tatapan sendu.
Selama seminggu jeon tidak ke kampus dan hanya mengurung diri di dalam kamar, tanpa makan bahkan jika makan hanya sekali sehari itupun jika dia sudah pingsang terlebih dahulu.
Seperti saat ini jeon tidak sadarkan diri di dalam kamarnya dan kebetulan Alex ingin melihat jeon.
" Ayah, bunda" teriak Alex dari kamar jeon memangku tubuh adiknya itu
Semua orang berlari mendengar teriakan Alex " ada apa" tanya ayah jeon saat masuk kamar jeon
" Jeon, ya tuhan nak, bangun je, Alvin siapkan mobil, Rey hubungi rumah sakit sekarang juga" teriak ayah jeon
Semuanya bergerak mengerjakan perintah sang ayah. Ayah jeon menggendong jeon ala bridal dan menuruni tangga.
Mereka semua pergi kerumah sakit tanpa ada yang tertinggal di rumah bahkan saat ini Leo juga sudah berada disana setelah mendapat kabar dari Alex.
Mereka menunggu dengan khawatir dan cemas, entah apa yang terjadi di dalam sana membuat dokter lama memeriksa jeon.
Tanpa mereka sadari sedari tadi ada seseorang yang mengikuti mereka dan mengawasi mereka lebih tepatnya keadaan jeon.
Dokter keluar " dengan keluarga saudara jeon"
" Kami keluarganya dok, bagaimana keadaan anak saya" semua berdiri mengikuti tuan Aurora tanpa terkecuali dengan orang yang mengawasi mereka
" Sudah berapa lama jeon tidak makan" tanya dokter
" Sekitar 1 Minggu dan makan pun itu sedikit dok" jelas nyonya Aurora
" Apa sebelumnya dia pernah mengeluh sakit bagian dada atau lambung nya" tanya dokter
" Tidak dok, tapi beberapa hari ini dia sering pingsan" jawab alvin
" Jika benar dugaan sementara saya berarti jeon terkena kanker tapi itu masih belum jelas jenis kanker apa dan kemungkinan jeon harus di rawat dan mendapatkan beberapa perawatan sekaligus pemeriksaan lebih lanjut" ucap dokter
" Lakukan apapun untuk menyelamatkan anak saya dok" pinta nyonya Aurora
" Baik buk saya tinggal dulu" dokter kembali masuk dan menangani jeon sebelum di pindahkan ke ruang rawat inap.
Setelah kepergian dokter orang yang sedari tadi mengawasi mereka menghubungi seseorang.
" Bagaimana?" Terdengar suara seseorang dari sebrang telpon
" Kabar buruk bos" jawabnya
" Apa maksud mu, kabar buruk seperti apa, jeon baik-baik saja kan" teriak orang itu dari seberang sana
" Jeon dalam tidak baik-baik saja bos, dia di agnosis kanker yang belum jelas kanker apa" jelasnya lagi dengan gugup
Panggilan terputus, orang yang menerima telpon barusan membanting ponselnya dan membuang semua barang yang ada di dekatnya.
" Sial, kenapa harus berakhir seperti ini, bukan ini yang aku maksud" teriak orang itu yang merupakan Kevin. Ya orang yang menelpon tadi adalah anak buah Kevin yang di kirim Kevin untuk memantau keadaan jeon
Kevin menghilangkan beberapa Minggu bukan karena ingin menjauh namun karena ada sesuatu yang harus dia lakukan.
Kevin keluar dari ruangan itu dan berjalan ke sebuah ruangan yang cukup gelap namun masih bisa melihat. Kevin berjalan menuju sebuah kursi yang terdapat seorang laki-laki yang sudah bisa di katakan tidak berbentuk lagi.
Thank
Jangan lupa
Like
Komen biar aku bisa tahu dimana salahnya hehe
Sorry sering typo dan bahasa yang kurang di mengerti

KAMU SEDANG MEMBACA
for you
Romansamenceritakan tentang cowok manis yang sangat dijaga oleh keluarga besarnya terutama kakak2 nya, cowok manis ini sedikit berbeda dengan kakak nya, dia memiliki keistimewaan yang tidak banyak orang memilikinya terutama cowok. cowok manis tersebut bern...