bonus chapter Allan

110 6 0
                                    









Alvin ketika mendengar jeon koma tentu saja merasa kalut dan tidak bisa berpikir apalagi saat itu ia sedang ada pekerjaan di luar kota dan untuk Azlan selalu ada di samping Alvin menenangkan Alvin hingga mereka selesai kerja dan kembali hari itu juga.




Kabar koma jeon memberikan dampak yang cukup besar untuk keluarga besar Aurora bukan hanya Abang jeon yang sedih tapi semuanya merasa sedih termasuk Azlan yang baru saja kenal dengan jeon saat Alvin membawanya menemui jeon yang sudah koma.

Azlan menatap wajah pucat jeon yang sudah 1 bulan penuh berada di rumah sakit. Azlan sangat ingin melihat bagaimana jeon adik kesayangan Alvin bertingkah karena Alvin selalu membicarakan jeon, jeon dan jeon setiap kali mereka ada waktu luang dan hari dimana Azlan bisa bertemu jeon dengan keadaan jeon tidak bisa melakukan apapun.

"Al, alan ingin melihat jeon bangun dan bertingkah seperti yang kamu ceritakan tapi kenapa Alan menemui jeon yang seperti ini" ujar Azlan berdiri di depan pintu ruang rawat Jeon karena memang saat ini tidak waktu kunjungan jadi tidak bisa masuk.

Alvin mengelus lembut pundak Azlan ikut merasa sedih dengan keadaan sang adik yang sangat mereka jaga. Azlan memeluk Alvin untuk lebih tenang karena jika boleh jujur Azlan sangat nyaman dengan dekapan Alvin di tubuhnya bahkan jika di suruh memilih mungkin Azlan akan meninggalkan istrinya dan menjadi pasangan Alvin namun Azlan tidak bodoh untuk melakukan hal itu karena belum tentu Alvin mencintainya.

Alvin memeluk erat tubuh mungil sang sahabat sangat mungil sama halnya dengan jeon, sedikit terobati rasa rindunya kepada jeon karena Azlan selalu ada untuknya. Alvin mengecup singkat pucuk kepala Azlan membuat Azlan menegang dan Alvin merutuki kebodohannya karena menganggap bahwa azlan masihlah sahabatnya yang belum memiliki pasangan. Alvin bodoh masih mengharapkan Azlan menjadi miliknya.

"M...maaf" Azlan melonggarkan pelukan mereka dan mengangguk, Azlan bingung harus merespon seperti apa yang jelas Azlan tidak akan pernah bisa melupakan momen ini bahkan sampai Alvin menemukan belahan jiwanya.







Waktu terus berjalan, alvin kini sudah melanjutkan kehidupannya meski sesekali mereka akan mengunjungi jeon. Yang tidak berubah adalah Kevin yang terus menemani jeon tanpa henti bahkan sempat mengabaikan anak mereka jika saja Alex, Alvin dan Rey mengingatkan pesan jeon kepada Kevin. Alvin kadang merasa iba melihat Kevin yang tidak terurus.

Alvin membuka ruang kerjanya namun sebelum masuk Alvin mendengar suara keributan di ruangan Azlan dengan cepat Alvin langsung berlari karena ada suara pecahan barang.

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi putih Azlan yang sudah berubah menjadi merah dengan jejak 4 jari di wajahnya. Alvin meringis melihat itu karena Alvin tahu itu sangat sakit. Alvin yang hendak menutup pintu karena tahu itu masalah ruang tangga Azlan namun langkah Alvin terhenti ketika mendengar hinaan istri Azlan terhadap Azlan.

"Dasar bajingan gila, jika kau mau menjalang kenapa kau menikah dengan ku ha, oh atau kau begitu ingin menjadi wanita hingga kau harus mengangkang untuk bos mu itu" teriak istri Azlan, Alvin menggeram kesal, siapa wanita itu yang berhak menghina sahabatnya. Alvin membuka pintu kasar membuat dua orang itu terkejut terutama Azlan yang melihat wajah datar Alvin

Istri Azlan terkekeh melihat adegan dimana Alvin mengelus lembut wajah Azlan dan Azlan yang meringis menahan sakit "tidak salah jika aku mengatakan kau jalang karena ini sudah di depan mata" ujar wanita itu lagi.

Plak kali ini bukan Azlan yang terkena tamparan melainkan istri Azlan dan pelakunya sudah jelas Alvin yang tidak suka ada kata buruk yang di lontarkan untuk Azlan. Se cinta itu Alvin kepada Azlan hingga berani main tangan dengan wanita.

"Jaga ucapan mu sialan, Azlan tidak pernah mengangkang seperti kau yang memberikan perawanmu kepada orang lain bukan kepada suami mu" diam ruangan Azlan diam dan sunyi. Semua terdiam setelah Alvin mengatakan fakta yang ia ketahui.

Azlan menatap Alvin dan istrinya bergantian berusaha mencari kebenaran dan lagi sebuah kenyataan yang menyakitkan kembali di rasakan Azlan. Sudah cukup rasanya selama menikah mereka tidak saling sapa karena kesibukan tapi Azlan tidak pernah berpikir bahwa sang istri tega bermain api di belakangnya.

"Lan" panggil sang istri namun Azlan masih mencerna apa yang terjadi, melihat istri Azlan yang ingin mendekat Alvin langsung memeluk Azlan dan membawanya ke ruangannya meninggalkan istri Azlan yang menggeram kesal.

"Lihat saja aku akan membalas kalian" wanita itu pergi menyisakan Azlan yang masih duduk dengan tatapan kosong di pangkuan Alvin, Alvin membiarkan Azlan menerima semua yang terjadi.














Pertengkaran di kantor saat itu menjadi hari terakhir Azlan dan istrinya bersama karena esoknya Azlan langsung mengurus surat perceraian dan Minggu depan adalah sidang perceraiannya dengan sang istri.

Alvin menatap Azlan yang terus murung semenjak kejadian pertengkaran ia dan sang istri dahulu. Alvin tidak tega dan tidak ingin hal ini terjadi, jadi Alvin mengeluarkan sebuah kotak merah maron  yang tentu saja isinya adalah cincin.

Alvin bersimpuh di depan Azlan yang duduk di sofa dan menyodorkan kotak tersebut membuat Azlan terkejut.

"Will you marry me" Azlan kehilangan kata-katanya setelah mendengar lamaran tak terduga dari Alvin. Azlan mengangguk karena moment yang sangat membahagiakan bagi Azlan.






Hubungan mereka terus berlanjut hingga menikah beberapa bulan yang lalu dan mereka kini sudah tinggal di rumah Alvin, kebahagiaan Alvin lagi-lagi masih kurang karena saat hari bahagianya adik kesayangan tidak hadir meski setelah pesta mereka ke rumah sakit hanya untuk melihat jeon yang masih tidur. Terlalu nyenyak hingga tidak ingin bangun untuk melihatnya kejamnya dunia.

Alvin menghela napas melihat foto pernikahan yang terdapat banyak orang kecuali jeon bahkan anak jeon yang baru beberapa bulan itu ikut berfoto bersama dengannya dalam gendongan Kevin dan sang bunda.

"Kenapa harus kamu sih dek, Abang merasa gagal menjaga kamu" ujar Alvin mengelus lembut foto jeon yang sengaja di pajang di sebelah foto pernikahan nya dengan azlan. Azlan mendekati Alvin dan memeluknya dari belakang, Alvin tersenyum dan mengelus tangan putih milik Azlan yang kini sudah menjadi istrinya.

"Kangen ya" Alvin mengangguk membalik tubuhnya untuk memeluk sang istri. Azlan tersenyum dan mengelus lembut punggung Alvin yang sudah menjadi porosnya untuk saat ini dan kedepannya. Azlan janji akan mengubah semuanya menjadi lebih indah bersama Alvin dan berharap jeon juga bisa melihat kebahagiaan nya dengan Alvin tentu saja.


"Cepat sadar je, kamu merindukan mu" ujar Azlan di dalam hati membayangkan jeon datang dan memberikan selamat untuk nya dan Alvin.


Kebahagiaan yang belum penuh namun sudah bahagia mampu membuat beberapa orang kembali bangkit dari keterpurukannya itulah yang di rasakan Alvin dan Azlan saat ini.





End


Thanks you guys, see next chapter yaitu Alex dan Leandra tentu nya.

for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang