Obsession-01

82.1K 6.2K 553
                                    


Happy reading

Tandai typo

Tandai typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Cya!"

Seseorang memanggil namanya, tetapi Cya malah menggeliat dan semakin terlelap. Gadis itu masih mengantuk, ia terlalu malam begadangnya. Perlahan ia merasakan guncangan pada tubuhnya, dengan berdecak kesal—Cya akhirnya terbangun.

"Siapa?" tanya Cya saat melihat seorang pemuda yang tak ia kenali, suara gadis itu terdengar serak dan tubuhnya menghangat, seperti sedang sakit.

"Kamu masih pusing? Apa kamu pulang saja?"

"Lo siapa?" tanya Cya sekali lagi, karena pemuda itu tak menjawabnya.

"Astaga, ini aku Vallo. Masa kamu lupa sama pacar sendiri? Emangnya orang pusing bisa hilang ingatan ya?" bingung pemuda itu.

Cya menjatuhkan pandangannya ke arah jas almamater yang dipakai pemuda itu, terdapat nama Keano Zevallo Davindra. Gadis itu terdiam, mencerna apa yang terjadi dengannya. Kean menatap Cya dengan cemas, pemuda itu memanggil dokter yang berjaga di ruang kesehatan di sekolahnya.

"Dok, pacar saya tiba-tiba melamun dan gak kenal sama saya. Dia kenapa ya?" suara Kean menyadarkan Cya yang sedang melamun.

"Ta—tadi aku masih pusing, sekarang udah enggak kok. Maaf tadi sampai tidak mengenalimu, soalnya masih belum kumpul nyawanya," kata Cya kepada Kean yang kini menghela nafas lega.

"Jadi, saya sudah tidak diperlukan lagi?" tanya sang dokter. Cya mengangguk dan dokter kembali ke tempatnya.

Kean mendekati Cya, pemuda itu membuka makanan yang ia beli. "Kamu makan dulu, jangan sampai maagnya kambuh lagi," ujar Kean dengan menyodorkan sendok yang terdapat bubur ayam yang masih panas.

"Panas," kata Cya, pemuda itu langsung meniup bubur tersebut.

"Udah gak terlalu," Cya menerima suapan dari Kean, sambil mengunyah—gadis itu berpikir tentang hal yang tidak masuk akal. Transmigrasi?

'Transmigrasi beneran ada ya? Apa ini cuma mimpi gue? Tapi ini nyata, Kean ada didepan gue dan bilang kalau dia cowok gue. Berarti doa gue terkabul dong? Gue jadi Cya di novel? Apa gara-gara perbuatan baik gue ya? Jadinya gue bisa masuk novel dan jadi pacarnya Kean.'

Cya terus melontarkan pertanyaan dan menjawabnya sendiri, gadis itu menatap Kean yang sangat persis dengan deskripsi novel yang ia baca. Cya melirik ke arah tindik yang dipakai Kean, terdapat sebuah tindik hitam ditelinga kirinya. Artinya ia berada di awal chapter, karena Kean tak memakai aksesoris setelah berpacaran satu bulan dengan Cya.

"Kamu masih pusing?" tanya Kean dengan menyodorkan teh hangat untuk Cya.

"Udah enggak," jawab Cya yang tak merasakan apa-apa, selain perutnya yang kekenyangan.

Obsession (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang