Nagata Alycya Danurdra-17 tahun. Cya baru saja menamatkan sebuah Novel dengan judul Obsessive Lover, dimana novel tersebut sangat berbeda dengan kebanyakan novel yang pernah ia baca. Mulai dari tokoh protagonis cowok yang memiliki obsesi gila dan ti...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sudah tidak panas lagi," Kenan menyentuh kening Cya, gadisnya sudah sembuh dari demam.
"Ugh, kak Ken?" Cya terbangun gadis itu merasa lebih sehat.
"Hm?" Kenan membantu gadisnya untuk duduk.
"Badan aku jadi lemas banget, kalau lagi sakit gak enak sama sekali," adunya yang memang sedikit manja kalau gadis itu kurang sehat.
Cya memang tipe orang yang sangat manja kalau sedang sakit. Biasanya dia akan manja kepada bundanya, disini tidak ada orang tuanya. Jadi Cya manja ke Kenan, karena pria itu yang ada disisinya.
"Sekarang apa yang kamu rasakan?" tanya Kenan dengan membawa Cya kegendongannya, mereka bangun kesiangan dan melewatkan sarapan.
"Pusingnya gak mau hilang, aku sampai gak bisa lihat wajah Kakak dengan jelas. Terus badan aku rasanya sakit semua, ditambah lemas," adunya dengan nada manjanya.
Kenan sangat bahagia, pria itu berharap gadisnya sering sakit saja. Biar Cya menjadi manja kepadanya, pria itu sangat menyukai Cya dalam mode manja tak tertolong.
"Biar tidak lemas, kamu sarapan dulu. Saya yang suapin!" Cya mengangguk pelan, kepala gadis itu bersandar didada bidang Kenan.
"Kamu izin hari ini tidak masuk sekolah," ujar Kenan yang sedang menyuapi Cya.
"Hu'um!" Cya mengangguk lucu, tingkah gadisnya benar-benar sangat menggemaskan saat sakit.
Rasanya Kenan ingin mengurung Cya didalam kamarnya, lalu memeluk erat tubuh mungil yang membuatnya gila. Kenan sangat mencintai Cya, pria itu tidak mau kehilangan gadisnya. Bahkan kalau Cya mati, Kenan akan menyimpan mayat gadisnya ditempat tidurnya—tepat disampingnya.
"Udah kenyang!" Cya menggelengkan kepalanya.
"Saya akan sarapan. Kalau kamu bosan, bisa main ponsel saya," Kenan menyerahkan ponselnya kepada Cya.
Gadis itu mengangguk, Cya memainkan ponsel milik Kenan. Gadis itu hanya menonton sebuah video dari salah satu aplikasi berwarna merah. Kenan sesekali melihat kegiatan gadisnya, ternyata Cya sedang menonton kartun bawah laut dengan ekspresi serius yang semakin menggemaskan.
"Kak Ken, aku mau ke kamar mandi." Suara Cya menghentikan aktivitas pria itu.
Kenan menaruh sendoknya dan menggendong Cya ke arah kamar mandi didekat dapur. Pria itu membiarkan Cya menuntaskan hajatnya, Kenan menunggu didepan pintu kamar mandi. Takut Cya membutuhkan bantuannya.
Cya yang berada didalam kamar mandi, menatap penampilannya didepan cermin. Gadis itu menggigit jari-jari tangannya, sebenarnya Cya meminum sebuah racun yang membuatnya demam tinggi.
"Kenapa gue gak mati?" Cya lebih memilih mati saja, karena ini bukan tempatnya. Keluarganya yang sekarang juga bukan keluarga kandungnya.
Cya yang sedang membersihkan kamar kedua orang tuanya, tidak sengaja melihat sebuah akta kelahiran. Dimana akta kelahirannya, menunjukkan kalau Cya adalah anak adopsi dari panti asuhan saat gadis itu berumur dua tahun.