Obsession-16

26.2K 2.1K 50
                                    

Jangan lupa follow akun wp author

Hari berikutnya, Kenan masih belum pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hari berikutnya, Kenan masih belum pulang. Tetapi perasaan Cya semakin tidak tenang, gadis itu belum tahu hukuman yang akan ia dapatkan. Semoga saja Kenan berubah pikiran atau melupakan hukuman tersebut.

"Kapan gue bisa hidup bebas? Pengin jadi beban aja, bukan banyak beban," keluh Cya dengan gumaman pelannya, agar tidak ada yang mendengarnya.

Gadis itu seperti tidak memiliki gairah hidup, bagaimana bisa hidup—kalau hidupnya sudah banyak sekali beban yang ia pikul. Satu orang yang membuatnya menjadi seperti itu, siapa lagi kalau bukan si gila Kenan.

Dug!

"Nasib gue sial mulu kayaknya," kata Cya dengan mengusap keningnya yang terasa sakit, karena ia menabrak tembok keras.

"Sori, tadi gue keluar tiba-tiba. Jidat lo gak papa?" suara tidak asing itu membuat Cya mendongak, gadis itu terkejut saat wajahnya begitu dekat dengan Alaska. Ternyata gadis itu tidak menabrak tembok, melainkan dada keras Alaska yang memang tingginya hampir setara dengan Kenan.

"Gu—gue yang salah, jalan sambil nunduk. Jidat gue gak papa, tenang aja," jawaban Cya membuat Alaska tersadar, pemuda itu terbatuk untuk menghilangkan rasa gugup yang tiba-tiba menyerangnya. Wajah Cya yang sangat dekat dengannya, membuat Alaska menahan nafas—ia terpesona dengan paras gadis itu.

"Gue juga salah, langsung jalan gitu aja. Pasti sakit ya?" Cya tersentak kaget, gadis itu merasa tidak nyaman dengan sentuhan Alaska dikeningnya.

"Oh- maaf," Alaska langsung menarik kembali tangannya, saat Cya dengan cepat memundurkan kepalanya.

"Gue masuk dulu," kata Cya yang langsung masuk ke dalam kelasnya.

Alaska yang masih berdiri didepan pintu menatap kosong tangannya, kenapa dirinya merasa tidak suka? Ada apa dengan dirinya? Pemuda itu sangat bingung dengan dirinya sendiri, belum pernah ia merasakan hal yang menggebu-gebu yang sangat asing. Rasanya sangat tidak nyaman, apalagi saat melihat tatapan Cya.

"Apa gue periksa ke rumah sakit ya?" tanya Alaska kepada dirinya sendiri, pemuda itu mungkin memiliki penyakit aneh dan belum pernah ia rasakan dalam hidupnya.

"Gue harus bikin janji sama dokter!" putus Alaska sebelum kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi ke kantin.

*****

"Jangan lupa kerjakan tugasnya, besok ada jam pelajaran saya lagi. Kelompoknya tidak bisa diubah, karena itu sudah saya tentukan. Sekian kelas hari ini, sampai bertemu besok!" guru yang mengajar baru keluar.

Cya menoleh kebelakang, saat Arka menepuk bahunya. "Iya?" gadis itu menatap Arka yang tersenyum kearahnya, sepertinya Arka memang suka menebarkan senyum dan hal itu membuat Cya ikut menarik sudut bibirnya.

Obsession (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang