Obsession-08

43.4K 3.3K 93
                                    

Sekali-kali double up

Jangan lupa tinggalkan jejaknya, vote dipojok kiri bawah dan komen penyemangatnya

Jangan lupa tinggalkan jejaknya, vote dipojok kiri bawah dan komen penyemangatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Mau saya bantu?" Cya tersentak kaget, karena kehadiran Kenan yang tiba-tiba.

"Gak! Aku bisa sendiri, kak Kenan keluar aja!" Cya menutupi bagian depan tubuhnya, gadis itu sedikit kesusahan mengancing seragamnya. Perutnya masih sangat sakit dan ia sesekali meringis pelan, merasakan sakit yang belum pernah ia rasakan selama hidupnya.

"Saya hanya ingin menolongmu, lagian sekolahmu sedang diliburkan. Karena para aparat sedang mencari bukti kematian salah satu gurumu, sekarang kamu ikut saya ke kantor. Menemani saya disana, karena saya yang bertanggung jawab atas dirimu yang sendirian disini," ujar pria itu dengan melangkah ke lemari pakaian milik Cya, mengambil sebuah gaun yang cocok untuk gadisnya.

"Pakai ini!" Kenan mendekati Cya yang melangkah mundur, tetapi pria itu menarik tangan Cya cukup kuat sampai tubuhnya membentuh tubuh tegap Kenan.

"Sa—sakit kak," rintihan Cya tidak didengarkan oleh pria itu.

Kenan dengan cepat menyentak seragam yang dipakai gadisnya, memakaikan Cya gaun pilihannya. Cya sendiri memejamkan matanya, ia sangat malu dan juga merasakan perutnya semakin sakit.

"Kita pergi ke dokter dulu sebelum pergi ke kantor, mengobati lukamu. Sekarang kita makan," Kenan menarik lembut tangan Cya untuk keluar dari kamar gadis itu.

Kenan menghentikan langkahnya, pria itu berbalik dan menatap Cya yang terlihat memejamkan matanya—menahan rasa sakit pada lukanya. Pria itu mengangkat Cya kedalam gendongannya, gadis itu terlihat pucat dan tubuhnya sedikit hangat.

"Apa kamu sakit?" tanya Kenan dengan menatap dalam wajah cantik gadisnya.

Cya mengangguk lemah, sepertinya ia sedikit demam. Karena badannya terasa hangat dan kepalanya pusing, belum lagi perutnya kembali mengeluarkan darah. Kenan berdecak dan menghubungi dokter pribadinya untuk datang ke rumah Cya.

"Sebelum dokter datang, kita sarapan dulu. Biarkan saya yang menyuapimu," Cya membuka matanya dan gadis itu menatap Kenan yang tidak menunjukkan ekspresi bersalahnya sama sekali—tatapan pria itu tetap menatapnya datar.

Cya sarapan dengan disuapi Kenan, tetapi gadis itu tidak dibiarkan untuk duduk dikursi. Kenan menahan tubuh gadis itu dipangkuannya, jika Cya menolaknya—maka Kenan menekan luka diperut gadis itu. Cya menangis dan memohon kepada Kenan, pria itu benar-benar sangat gila.

"JANGAN MENANGIS!" bentakan itu membuat Cya sekuat tenaga menahan air matanya, belum pernah dirinya dibentak—apalagi dilukai oleh orang yang membentaknya.

Melawan? Tidak bisa. Cya tidak bisa melawan Kenan, tadi pagi pria itu memberitahu kalau keluarganya dibawah pengawasan pria itu. Bahkan Kenan mengancam Cya, pria itu akan mencelakai keluarga Cya dan membuat mereka tidak bisa bertemu lagi dengan gadis itu. Keluarga Danurdra ada ditangan Cya, kalau gadis itu membrontak—maka keluarganya dalam bahaya.

Obsession (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang