"Cho, lo beda banget. Tuh, liat orang-orang pada ngeliatin lo. Lo keren," puji gadis dengan rambut di kepang dua melihat Cho kagum.
"Cho, aneh ya kaya gini?" tanya Cho.
"Lo cakep banget, Cho," ujar Lena kemudian pandangannya beralih pada rak-rak buku di hadapannya itu. "Cho, harus percaya diri tau."
"Makasih, Lena. Tapi, tadi Kak Prin bilang Cho aneh banget."
Lena langsung menoleh cepat saat mendengar nama panggilan Neza itu. "Apa, sih? Dia itu yang aneh. Sepupu lo itu nggak paham trend. Nggak usah dengerin."
Cho hanya tersenyum, kemudian mencari buku untuk tugas presentasi PKN. Setelah itu Cho langsung mencari meja untuk membaca beberapa buku.
"Cho, lo itu jangan terlalu dengerin omongan Neza," ujar Lena tiba-tiba, lalu terduduk di sebelah Cho. "Bukan karna dia saudara, lo harus dengerin omongan dia semua. Belum tentu bener."
"Tapi, Kak Princess nggak-"
"Tuh, Cho juga selalu panggil Kak Princess terus. Emang dia kakak lo? Secantik itu si Neza sampai dipanggil Princess segala."
"Kak Prin, cantik, kok. Cho lebih nyaman panggil pake Kak."
"Terserah Cho aja," balas Lena seraya membuka buku yang diambil tadi. Kemudian menoleh pada Cho. "Cho, gue itu kasi tau yang bener. Jangan sampe lo nyesel."
"Lena jangan marah sama Cho, ya. Cho minta maaf."
"Cho, gue tau dia sepupu. Tapi kenapa semenjak ada Neza gue jadi merasa jauh sama lo?"
"Cho, nggak jauhin Lena, kok."
"Gue suka sama lo," ucap Lena tiba-tiba.
Cho yang mendengar itu langsung terdiam. Lena pun sama, entah keberanian dari mana, gadis itu tiba-tiba menyatakan perasaannya pada sahabatnya.
"Cho, juga suka sama Lena. Kita kan temenan, masa Cho nggak suka sama Lena? Lena udah jadi temen Cho yang baik," balas Cho tersenyum lebar seraya terduduk menghadap pada Lena. "Tanpa Lena bilang, Cho tau, kok."
Lena tersenyum kecut. Gadis itu tahu betul kesukaan Cho dan juga hal-hal paling kecil dari laki-laki itu. Lena tahu, sebagai teman ia memang tidak melakukannya banyak hal, ketika Cho dibully. Tapi, Lena tetap membantunya selama satu tahun belakangan ini.
Sejujurnya bukan jawaban seperti ini yang Lena mau. Ia tahu Cho memang sangat polos dan terlampau baik. Tapi, Lena yakin Cho tahu apa maksud perkataannya barusan.
"Cho, tapi bukan itu maksud gue. Masa lo nggak paham, Cho?"
"Lena, kenapa-"
Lena langsung bangkit berdiri. "Gue duluan." Gadis itu mengambil buku miliknya dan beranjak pergi meninggalkan Cho.
"Cho, salah ngomong lagi?" tanya Cho pada dirinya.
Tanpa Cho sadari seorang gadis muncul dan menghampiri laki-laki itu.
"Heh, sapi! Lo liatin siapa?" tanya Neza yang tiba-tiba muncul dan terduduk di sebelah Cho. "Malah diem. Lo liat siapa?"
"Eh, Kak Prin. Liat Lena, Kak."
"Kenapa temen lo itu? Sialan si Lena, gue ditabrak langsung pergi gitu aja."
"Lena bilang suka ke Cho. Terus Cho bisa suka juga karna kita temen, udah pasti Cho suka. Terus, Lena langsung pergi."
"Stupid!" omel Neza. "Dia suka sama lo bukan sebagai temen, tapi lebih dari temen."
"Maksudnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
40 Days With Witch
Teen Fiction~ Teenfict, fantasy, drama ~ Neza terpaksa mengikuti perintah sang Ibu menyamar menjadi manusia selama 40 hari demi menyelamatkan Ayahnya yang sekarat. Pertemuannya dengan Cho merubah segalanya. Salah satu korban bully itu memiliki sifat berbanding...