Seorang gadis menuruni motor saat sampai di depan club itu. Neza menghampiri dengan jaket kulit hitam yang menutupi pundak polosnya. Arda membuka helmnya dan memberikan botol kaca kecil berisi ramuan.
"Nih, kata Mami lo bisa buat satu bulan lebih. Lo bisa bebas makan apa aja," ujar Arda.
Neza mengambil botol kecil itu. "Thanks."
"Nez, kata gue lo mendingan jangan minum dulu. Nanti lo mabuk lagi, energi lo belum balik full, Nez."
"Gue nggak selemah itu, Da. Lagian tinggal tidur yang lama. Nanti juga energi gue balik."
"Lo mau tidur berapa lama? Satu bulan? Terus tuh manusia gimana? Lagian lo bisa-bisanya bunuh orang tanpa perintah. Gue nggak bakal kasi tau Mami lo soal ini."
"Gue nggak masalah, kalo Mami tau. Biar dia tau betapa muak gue. Gue juga mau cepet tagih janji dia. Kalo sama dia bohong gue bener-bener bakal pergi ke penyihir putih. Buat batalin kutukan gila itu."
"Gue coba minta ramuan ke Nenek gue."
"Thanks, Da. Lo banyak bantu gue."
Arda menepuk pelan pundak Neza. "Sama-sama, lo itu udah kaya Ade gue, santai aja. Gimana kalo abis tugas lo ikut ujian naik tingkat?"
"Ck, nggak. Gue nggak minat kalo buat naik takhta. Jangan paksa gue."
"Gue nggak maksa lo. Itu terserah aja. Gue balik ya." Arda kembali memakai helm dan menghidupkan mesin motornya. Kemudian melajukan motornya itu.
Neza membuka botol kaca itu dan langsung meneguk habis, kemudiannya membuang botol itu sembarangan. Tanpa di sadari seseorang melangkah mendekatinya.
"Lo dari mana aja? Gue cari kemana-mana. Lo nggak sakit atau kenapa, kan, cantik?" tanya Rion seraya menempelkan telapak tangan di dahi Neza. Laki-laki itu terkejut dengan suhu tubuh Neza yang mendadak rendah dan terasa sangat dingin seperti es. "Lo ... dingin."
Neza menyingkirkan tangan Rion dari dahinya dan langsung melangkah meninggalkan Rion yang masih terdiam kaku.
"Tangan gue yang dingin atau emang dia yang-nggak mungkin."
Melibatkan Rion yang masih terdiam, Neza pun menoleh. "Lo nggak masuk?"
Rion mengangguk kecil, kemudian mengikuti Neza dari belakang.
Sejujurnya banyak yang ingin ditanyakan pada gadis cantik itu. Banyak hal yang membuatnya penasaran dari aura gadis itu yang sangat terasa berbeda. Apalagi, jika Neza berada di sebelahnya.
Musik terdengar begitu kencang, cahaya lampu yang tidak begitu terang. Ditambah suhu ruangan itu rendah. Belum lagi bau minuman beralkohol dan asap rokok begitu menyengat.
Rion meneguk habis whiskey dari gelas kecil itu, sorot matanya tidak berhenti pada seorang gadis yang tengah menggerakkan tubuhnya. Rion pikir Neza adalah tipe gadis yang tidak akan turun ke dance floor dan hanya diam sambil menikmati minumannya itu.
Laki-laki itu masih tidak percaya dengan perkataan Neza tadi. Menurutnya sungguh mengejutkan, gadis itu mengatakan kalau dirinya benar-benar menyukai Neza, Rion harus membuat Neza tertarik apapun caranya. Dengan begitu Neza akan memikirkan kembali untuk menerimanya sebagai kekasihnya.
Laki-laki itu menarik kedua sudut bibirku, masih memandangi Neza. Tiba-tiba seseorang laki-laki menghampiri Neza dan sengaja menabrak dirinya pada gadis itu. Rion meletakkan gelas itu keras membentur meja, melangkah mendekati Neza.
Bhak.
Rion langsung memukul pipi laki-laki hingga membuat orang itu oleng dan hampir terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
40 Days With Witch
Teen Fiction~ Teenfict, fantasy, drama ~ Neza terpaksa mengikuti perintah sang Ibu menyamar menjadi manusia selama 40 hari demi menyelamatkan Ayahnya yang sekarat. Pertemuannya dengan Cho merubah segalanya. Salah satu korban bully itu memiliki sifat berbanding...