Seperti Thomas melihat pancaran di matanya, Nicole memahami perasaan Olivia pada Ethan. It’s crystal clear. She’s in love. Mata Olivia terlalu berbinar untuk menyangkal itu. Nicole menunduk.
Kenapa? Dadaku agak sedikit sesak.
“Kau pasti hafal. Ayo duet!” Nicole yakin Olivia sekarang sedang menyodorkan mikrofon pada Ethan.
“Ini lagumu, Liv.”
”Em-em.” Olivia menggoyangkan telunjuknya. “Lagu kita.” Nicole rasa ia mendengar celotehan salah tingkah Ethan.
So come with me and share the view
I’ll help you see forever tooPaduan yang harmonis.
Sudah cukup. Kenapa mataku jadi panas?
Nicole melebarkan mata. Tahu-tahu kepalanya sudah tersandar di bahu …
JULIAN?!
“Kau tidak apa?” tanyanya buang muka.
”Aku baik-baik saja,” dusta Nicole beranjak ke posisi semula.
Namun Julian melarangnya. Ditahannya kepala Nicole kembali ke pundaknya. “Jangan berbohong. Jangan melihat kalau tidak mau melihatnya or just pretend you’re not jealous.”
Cemburu?
“Kau bercanda, Ju.”
Kenapa juga harus cemburu? Mereka itu berpacaran.
Keduanya diam dalam posisi canggung.
“Et, lihat mereka berdua, deh.” Olivia lagi.
Nothing’s gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
The world may change my whole life through
But nothing’s gonna change my love for you“Nothing’s gonna change my love for you~” solo Olivia menutup lagu.
Ethan dan Julian bertepuktangan.
Nicole tentunya tidak ketinggalan. “That was great, Liv,” pujinya.
Lagi-lagi lesung pipi itu. Apa tidak lelah tersenyum begitu terus?
“Kau terlalu memuji. Sekarang giliranmu!” Mikrofon pindah ke genggaman Nicole. “Ngomong-ngomong kalian berdua cepat dekat, ya.”
Julian memotong. “Mungkin kami cuma ngantuk jadi ‘nyamuk’ di sini?”
“JU!”
Tawa Julian diredam protes kompak Ethan dan Olivia. “Kalian memang cocok. Sudah, kita lanjutkan karaokenya. Kita ke sini untuk bersenang-senang, kan?”
“Aye-aye, Captain!” Nicole melepas diri dari Julian lalu mengambil alih pembicaraan. “Kalo suaraku jelek, jangan tertawa atau aku akan sangat marah!” Olivia terkikik.
Satu judul terbesit di benak Nicole.
“Terutama kau, Kacamata! Kalau kau mengulangi perbuatanmu waktu itu, aku akan menghentikan pengobatan!” ancamnya.
Ethan tahu Nicole tidak serius. “Apa aku perlu pakai earpods? Lagipula waktu itu kau belum jadi pasienku, Nic.”
Terserah apa katamu, Et.
Melodi petikan gitar mengisi kubikel kecil mereka.
Loving can hurt
Loving can hurt sometimes
But it’s the only thing that I know“Ed Sheeran?” celetuk Julian mengangkat satu alisnya ketika Nicole kembali duduk. “Not bad.”
Nicole tersenyum ke arah Julian. Sebuah senyum yang ia buat-buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Borderline
RomanceNicole Artemisia Thompson didiagnosis menderita kelainan mental. Katalisnya Ethan Huang, psikiater yang menariknya ke Klinik Kesehatan Jiwa Nirvana malam itu. Bukannya berhasil membuat Ethan menyerah, si model belia malah terjerumus dalam labirin ke...