Emangnya sejak kapan hidup sesuai sama yang kita mau?
🍂
"Ma..ma,"
Suara rintihan pelan tersebut membuat fokus Shania langsung kembali ke putri bungsunya.
"Kenapa sayang? Iya ini mama," ucap Shania sambil mengelus pelan puncak kepala Christy.
"Adek kenapa? Ada yang sakit? Apa yang dirasa?" tanya Boby.
"Ta..takut," jawab Christy sambil meneteskan air matanya.
"Ngga apa-apa sayang di sini udah ada Mama sama Papa," ujar Shania.
"Aku panggil dokter dulu," ucap Boby yang langsung diangguki oleh Shania.
"Minum dulu ya," ucap Shania memberikan segelas air mineral pada Christy.
Tak lama kemudian dokter yang menangani kondisi Christy datang bersama Boby. Dokter yang masih tampak muda itu tersenyum menyapa Christy, lalu mulai memeriksa kondisinya sambil sesekali memberikan pertanyaan.
"Ma takut," ulang Christy lagi.
Dokter muda itu tampak mengangguk kecil, "Sesuai prediksi awal luka yang didapat memang menimbulkan trauma ringan, sehingga perlu penyesuaian untuk mengendalikan perasaan takutnya. Namun Bapak dan Ibu tidak usah khawatir hal tersebut wajar dan akan sembuh seiring berjalannya waktu, luka di kepalanya juga tidak serius namun memang akan terasa sakit untuk beberapa hari ke depan."
Boby dan Shania tampak bernafas lega mendengar penjelasan dokter.
"Untuk sementara waktu jangan tanya pasien terkait insiden yang ia alami, biarkan dia cerita dengan sendirinya." lanjut dokter tersebut, "Apa ada yang mau ditanyakan?"
"Saya ingin anak saya di rawat di rumah saja, dok. Apakah bisa hari ini?" tanya Boby.
Dokter tersebut mengangguk, "Jika Bapak ingin seperti itu, saya izinkan tetapi mohon menunggu dua jam lagi karena pasien baru saja siuman."
"Baik, dok."
"Ya sudah kalau tidak ada lagi yang ingin ditanyakan, saya mohon pamit ya Pak Bu." pamit dokter tersebut.
"Iya terima kasih, dok."
"Adek mau makan apa?" tanya Boby tersenyum manis pada Christy.
Christy menggeleng, "Kepala aku sakit."
"Iya sayang sabar ya? Sekarang makan dulu yang bener biar kepalanya cepet sembuh, kalau adek sembuh Papa janji bakal ajak jalan-jalan ke Jepang sesuai yang adek mau." bujuk Boby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [Fiora]
Teen FictionMemiliki sebuah kesamaan membuat Aran tertarik dengan perempuan cantik yang tak sengaja ia kenal melewati gosip yang beredar di radio sekolah. Sama-sama kehilangan rumah karena sahabatnya. Sungguh takdir yang sangat kejam bagi mereka, tetapi apakah...