Bag. 38

536 72 2
                                    

Saling bertukar cerita juga bagian dari proses untuk saling mengerti.

🍃

Mami : pulang ce, mami jelasin di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mami : pulang ce, mami jelasin di rumah

Fiony menghembuskan nafas beberapa kali, kepalanya kembali pusing memikirkan antara perasaannya sendiri atau perasaan Maminya setelah mendapatkan bentakan kasar dari Papinya.

Seumur hidupnya, Fiony baru melihat betapa galak dan tegasnya seorang Rajendra Vino Harris saat sedang marah. Selama ini, Papinya selalu terlihat tak pernah bisa marah. Vino selalu tersenyum ramah dan bersikap lembut pada dirinya, Freya, maupun Shani.

Bahkan Fiony tak sanggup untuk mengingat kembali betapa menyeramkannya seorang Vino beberapa jam yang lalu. Semua barang dilempar, pintu kamar pun menjadi sasaran empuk tinjuan Vino yang membuat tangan pria itu membiru, tangisan Shani yang tak berhenti mengucapkan kata maaf, dan tentu saja Freya yang meringkuk ketakutan di pojok kamar.

"Sekarang terserah kamu mau pilih ikut Papih tinggal di Bali atau mau sama Mami kamu dan calon suami barunya itu, mungkin."

Setelahnya Fiony hanya melihat Freya yang ditarik paksa oleh Vino untuk ikut dengannya. Mengingat hal itu, sedikit membuat Fiony sedih.. sejak dulu Freya selalu menjadi anak kesayangan Vino, selalu dimanja, tak seperti dirinya yang sedikit diabaikan.

Kalau dipikir-pikir juga, Fiony sangat jarang mempunyai waktu bersama Vino bahkan bersama Shani sekalipun. Meski begitu, Shani masih menyempatkan waktu di hari libur untuk mengajaknya pergi jalan walau hanya sebentar.

Tapi, sejujurnya Fiony sama sekali tak pernah merasa dirinya kurang kasih sayang. Kedua orangtuanya merupakan perpaduan orangtua terbaik menurut Fiony. Ia bangga menjadi anak dari seorang Rajendra Vino Harris dan Shani Indira Natio.

Namun bagaimana bisa Maminya memiliki hubungan dengan penyanyi itu?

Fiony kembali menghembuskan nafas beratnya, dipikirkan berkali-kali pun tetap tak masuk akal baginya. Perjalanan menuju rumah Vito sangat membosankan, sejak Aran mengetahui dirinya dan Vito adalah sepupu. Kekasihnya itu tak banyak mengeluarkan suara lagi, fokus pada jalanan.

Entah apa yang Aran pikirkan, untuk saat ini Fiony tak ingin menambah beban pikirannya lagi.

"Maaf karena baru ngasih tau," ujar Fiony pada akhirnya tak bisa melihat Aran yang terus diam.

Aran tersenyum kecil, "It's oke, Fio. Lagian kamu juga ngga tau kalo aku kenal Vito, 'kan?"

"Aku tau," Fiony menghembuskan nafasnya, lebih baik ia jujur dari sekarang soal Vito, "Ya, ngga dari awal sih. Aku juga baru tau, termasuk soal Vito yang sekarang jadi pacar Chika."

Hiraeth [Fiora]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang