Bag. 34

465 78 5
                                    

Satu dunia boleh berubah; asal bukan kamu orangnya.

🍃

Setelah kenyang mendengar ceramahan dari Melody, ketiganya di bawa oleh Pak Gatot ke taman belakang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kenyang mendengar ceramahan dari Melody, ketiganya di bawa oleh Pak Gatot ke taman belakang sekolah. Dengan pandangan lesu dan tak bersemangat ketiganya mengikuti arahan dari Pak Gatot untuk menebus kesalahannya.

"Kalian bertiga bantuin Mang Eja bersihin taman ini sampai jam istirahat kedua nanti," jelas Pak Gatot.

Aldo mendengus kesal karena melihat jam istirahat kedua yang masih sekitar 1 jam setengah lagi.

"Habis itu dilanjut pas kalian pulang sekolah. Bapak ngga mau tau pokoknya taman ini harus bersih!" Pak Gatot menatap ketiga muridnya dengan pandangan mengawasi, "Mang Eja saya titip tiga murid ini ya, saya harus mengajar soalnya."

"Siap, aman, Pak!" sahut Mang Eja yang masih sibuk menyiapkan alat pemotong rumput.

"Kalian bertiga kerjain hukuman yang benar! Atau Bapak anggap alfa kehadiran kalian di kelas Bapak!" jelas Pak Gatot.

"Iya, Pak." jawab ketiganya dengan nada lesu.

"Bapak akan balik lagi nanti,"

Setelah mengucapkan itu Pak Gatot pergi meninggalkan Aran, Mirza, dan Aldo bersama Mang Eja.

"Sini dek, bantuin Mamang mangkas rumput-rumput liar ini," ujar Mang Eja.

"Iya, Mang."

Ketiganya mulai bergerak membantu pekerjaan Mang Eja untuk membersihkan taman belakang.

"Ini terakhir kali dibersihin kapan sih, Mang? Kok bisa kotor banget," ujar Aldo sambil mengambil sapu lidi untuk menyapu daun-daun yang berserakan.

"Akhir-akhir ini lagi sering hujan angin, jadi memang jauh lebih kotor daripada sebelumnya. Tiap hari juga dibersihin kok tamannya, cuma karena beberapa hari lalu Mamang habis sakit jadi ngga ada yang handle buat bersihin." jelas Mang Eja.

"Gimana sih, Mir? Lo sebagai anak pemilik yayasan harusnya nyuruh orang laij buat handel kerjaan Mang Eja dong," omel Aldo sambil menepuk bahu Mirza.

"Kok jadi gue yang kena? Urusan begini bukan Mama gue yang turun langsung kali! Ada bagian-bagiannya," jelas Mirza.

"Ya udah atuh ulah ribut, mending kerjakan saja tugasnya. Toh ini memang pekerjaan Mamang," ujar Mang Eja menghentikanperdebatan mereka.

Di sela-sela kegiatannya itu Aran tak berhenti mengecek layar ponselnya. Menunggu balasan dari kekasihnya yang tak kunjung ada. Hal tersebut semakin membuat Aran tak bersemangat ditambah cuaca hari ini sedang panas-panasnya.

Hiraeth [Fiora]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang