Bag. 17

909 155 14
                                    

Bumi gak hanya berputar dengan kita. Jadi, jangan egois.

🍃

Setelah mengantar Indah pulang ke rumahnya dengan aman, Mirza kini pergi mendatangi sepupunya yang memang sedang sibuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengantar Indah pulang ke rumahnya dengan aman, Mirza kini pergi mendatangi sepupunya yang memang sedang sibuk. Selama satu minggu ini Aran bukan hanya sibuk dengan kegiatan dance-nya, melainkan sepupunya itu juga sedang sibuk mengejar nilai-nilainya yang turun.

Sudah sejak satu minggu yang lalu Aran tak ada di rumah dan apartemennya, bahkan di sekolah pun Mirza jarang bertemu karena Aran yang memang sedang di sibukkan dengan latihannya.

Namun, ada satu hal yang membuatnya jauh lebih khawatir. Yaitu tentang nilai-nilai Aran yang menurun, entah bagaimana nasib Aran jika hal itu terdengar oleh Ayahnya.

Tok tok tok~

Mirza mengetuk pintu kayu dari sebuah rumah sederhana yang tampak sangat asri, tempatnya cukup jauh dari hiruk pikuk kota. Dan Mirza tau kalau sepupunya itu sedang berada di sana.

Ceklek~

Aran tersenyum kecil melihat kedatangan Mirza, hah-- ia sudah menduga sepupunya akan mengunjunginya di sini karena sudah tiga hari tak pulang ke rumah ataupun apartemen.

"Gue tau lo pasti ke sini." ucap Mirza berjalan masuk begitu saja ke dalam rumah.

"Dan gue juga tau lo orang pertama yang berhasil nemuin gue." balas Aran menutup kembali pintu rumah sederhana itu.

Rumah itu milik mereka berdua, rumah yang menjadi saksi atas kesedihan-kesedihan mereka dengan kehidupan di dunia yang tak selalu berjalan mulus. Sudah hampir tiga tahun mereka membeli rumah ini dan terbukti rumah ini memang sangat bermanfaat bagi keduanya untuk melakukan self-healing.

"Jadi, kenapa?" tanya Mirza setelah duduk di salah satu sofa di ruang tengah yang tak seberapa besarnya.

Aran menghembuskan nafas secara kasar, "Gue takut, setelah gue berhasil dapetin kepercayaan dia sekarang gue kembali takut. Nilai gue turun drastis, meski buat beberapa orang itu biasa aja tapi nggak buat ayah. Dia pasti kecewa berat sama gue, dan gue kembali lari dari permasalahan yang ada."

"Om Boby belum tau, 'kan?" tanya Mirza.

Aran menggeleng, "Tante Melody bantu gue untuk rahasiain nilai-nilai gue yang turun, dia kasih gue kesempatan buat perbaiki nilai makanya akhir-akhir ini gue fokus banget buat ngejar itu semua."

"Lomba lo gimana?"

"Ya, gue tetap lomba. Semoga sampai hari itu tiba, ayah gue nggak tau kalau nilai gue turun drastis." jelas Aran.

Hiraeth [Fiora]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang